SALAM PAPUA (TIMIKA) - Air mata dan isak tangis hiasi hangatnya Perayaan Hari Disabilitas Internasional (HDI) yang digelar Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Satu Atap Mimika, yang diselenggarakan di Hotel Horison Diana Timika, Sabtu (20/1/2024).

Peringatan HDI yang mengangkat tema "Membangun Kesadaran Demi Kesetaraan" ini dirangkai dengan curahan suara hati serta ucapan terima kasih dan dorongan semangat bagi seluruh orang tua oleh anak-anak penyandang disabilitas.

Dengan suara yang berat, seorang siswi SLB Negeri Timika menyapa seluruh teman-teman, para guru, orang tua dan tamu undangan yang hadir.

Namaku Armila...

Teman-temanku biasa memanggilku Mila,

aku mungkin terlihat berbeda di mata kalian, tetapi  di Mata Tuhan kita tidaklah berbeda.

Aku punya dua kaki, tetapi kakiku tidak bisa berjalan jauh,

kakiku tidak bisa berlari kencang. Tanganku tidak bisa digerakkan sempurna sama seperti kalian.

Aku berbeda... sehingga aku tidak dianggap, aku dilihat dengan sebelah mata, aku dilihat sebagai kekurangan, tapi aku tahu Tuhan melihat aku memiliki kelebihan.

Aku dan kalian lahir dengan nyawa yang sama, nyawa yang telah dianugerahi Tuhan, hanya saja aku tidak memiliki apa yang kalian miliki.

Aku dan teman-teman lainnya berbeda, tetapi apa yang salah dengan perbedaan itu?

Haruskah aku berteriak kepada Tuhan?

Haruskah aku marah kepada Tuhan?

Tentu itu tidaklah benar, karena Tuhan tidak pernah membedakan.

Aku juga bernafas di bawah langit yang sama dengan kalian. Aku bersyukur atas apa yang kumiliki, karena aku tahu Tuhan sangat menyayangiku.

Aku, dia dan teman-teman lainnya memiliki hati yang dapat melihat apa yang kalian tidak lihat, yang dapat mendengar apa yang kalian tidak dengar, yang dapat membaca apa yang tak lagi kalian baca.

Kami Menghafal yang tak mampu kalian hafal, keterbatasan fisik yang aku miliki tak akan membuat semangatku hancur, tidak akan menghalang langkahku menggapai cita.

Aku tahu, masih ada orang-orang yang tidak memandang perbedaan sebagai tolak ukur dan mereka yang hadir dalam hidupku tanpa pamrih.

Terima kasih Mama tersabar dan terhebat, terima kasih Papa terbaikku, terima kasih adik dan kakak ku, terima kasih Bapak/Ibu guruku yang selalu mendukungku.

Kalian sering berkata kepada kami bahwa kau masih bisa berkarya, meski dengan 1 tanganmu, kau masih bisa berkarya, meski dengan 1 matamu, kau masih bisa berkarya, meski dengan 1 kakimu, dan kau masih bisa berkarya meski kau terbaring.

Perbedaan, halangan, kendala, dan apapun itu bukan halangan selagi memiliki kemauan dan keyakinan. Yang diinginkan pasti tercapai, tidak peduli waktu, tempat dan keadaan, tetapi semuanya bisa dan sama jika kepercayaan itu ada…

 

Selain suara hati yang disampaikan Armila, dukungan dan ucapan terima kasih kepada semua orang tua juga secara berlahan disampaikan oleh salah satu penyandang disabilitas yang didampingi ibu gurunya.

Aku tak sempurna...

Ya! Kadang aku dianggap, tetapi kadang aku dianggap tak berdaya dan tak berguna.

Kumohon... jangan sesali kehadiranku dan jangan merasa malu memiliki aku.

Aku tahu letih di ragamu Mama dan Papa,

aku pun tahu kesedihanmu, gelisahmu dalam kebimbangan saat kau tahu aku terlahir tak sempurna.

Percayalah.... Mama dan Papa, hapuslah air matamu, sebab Tuhan itu baik, Tuhan tidak pernah salah dalam menciptakan aku.

Yakinkan dirimu Mama dan Papa, aku bangga pernah dilahirkan dan aku ingin Mama dan Papa bangga punya anak seperti aku.

Aku tak menyalahkan siapapun, karena tiada yang meminta seperti ini, tapi Tuhan merangkai ceritaku sehebat ini

Aku tak Sempurna. Tak perlu sempurna, tapi akan ku syukuri apa adanya….

 

Pantauan salampapua.com, masing-masing orang tua diberikan kesempatan untuk memberi bunga dan saling berpelukan bersama anaknya masing-masing yang sebagai penyandang disabilitas.

Penulis: Acik

Editor: Jimmy