SALAM
PAPUA (TIMIKA) – Dalam rangkaian Hari Ulang Tahun
(HUT) ke-57 bertajuk “Berkarya Untuk Indonesia”, PT Freeport Indonesia (PTFI)
menggelar program layanan kesehatan mata dan operasi katarak gratis, yang
pelaksanaannya dipusatkan di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika, Jalan
Caritas Kelurahan Timika Jaya, Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Provinsi
Papua Tengah, pada Jumat (5/4/2024).
Sebelumnya PTFI juga telah melaksanakan
pelayanan pemeriksaan mata gratis dalam sebuah tema “Mataku Duniaku”, yang
diselenggarakan kepada masyarakat Waa-Banti Tembagapura di RS Waa-Banti tanggal
25-26 Maret 2024, kepada masyarakat di Mapurjaya Distrik Mimika Timur tanggal
27-28 Maret 2024, kepada masyarakat Timika tanggal 1-2 April 2024, kepada
masyarakat SP12 Timika tanggal 3 April 2024, dan kepada masyarakat SP9 Timika
tanggal 4 April 2024.
Program pelayanan pemeriksaan mata gratis
kepada masyarakat Kabupaten Mimika ini turut didukung oleh Pemerintah Kabupaten
Mimika, RSUD Mimika, RSMM Mimika, YPMAK, LEMASA, LEMASKO, PT Pangansari, dan
PERDAMI.
Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas saat
meninjau langsung pelaksanaan pelayanan kesehatan mata dan operasi katarak
gratis di RSMM Timika, pada Jumat (5/4/2024), mengungkapkan bahwa PTFI
menyelenggarakan program pelayanan kesehatan mata gratis saat ini bukan hanya
untuk masyarakat 7 suku Papua di Mimika saja. Dari 1066 pasien yang diberikan
pelayanan kesehatan mata gratis ini, 40 persennya merupakan masyarakat 7 suku (Amungme,
Kamoro dan 5 suku kekerabatan lainnya) dan 60 persennya adalah non 7 suku,
bahkan 50 persen di antaranya adalah non-Papua yang berdomisili di Kabupaten
Mimika.
“Kesehatan adalah salah satu pilar utama
investasi sosial PTFI. Jadi ini adalah bukti kepedulian PTFI untuk menjangkau
sebesar-besarnya kalangan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, secara khusus
salah satunya adalah pelayanan kesehatan mata. Selain pelayanan kesehatan mata
kepada 1066 pasien, PTFI juga membagikan 500 kacamata secara gratis, dan di
antaranya juga ada 52 pasien yang dioperasi katarak secara gratis,” ujarnya.
Tony mengaku PTFI tidak akan berhenti sampai
di sini, tapi akan terus dilanjutkan disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan
masyarakat, khususnya di Kabupaten Mimika.
Dirinya pun menyempatkan berterima kasih
kepada Pemkab Mimika, YPMAK, LEMASA, LEMASKO, PT Pangansari, dan PERDAMI, serta
kepada seluruh masyarakat Mimika yang turut bekerjasama sehingga program ini
bisa berjalan lancar.
“Semoga Freeport Indonesia bisa lebih lagi
berkontribusi bagi bangsa dan negara, khususnya bagi masyarakat di sekitar area
operasi penambangan PTFI di Kabupaten Mimika,” tuturnya.
Sementara itu Asisten III Bidang Administrasi
Umum Setda Mimika, Anace Hambore, mewakili Bupati Mimika Eltinus Omaleng, menyampaikan
apresiasi sebesar-besarnya kepada PTFI yang selama ini betul-betul membantu
pemerintah daerah bukan hanya di bidang kesehatan tapi di berbagai bidang.
“Semoga pelayanan kesehatan mata dan operasi
katarak yang dilakukan bukan kali ini saja, tapi ke depan dapat terus dilakukan
karena masih banyak masyarakat yang membutuhkan pelayanan serupa,” ujar Anace.
Sedangkan salah satu warga dari Kampung Nayaro
Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Yakobus Umapi (61)
mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada PTFI yang telah menyelenggarakan
program pelayanan pemeriksaan kesehatan mata (katarak) gratis bagi masyarakat Mimika.
“Saya mengucap syukur kepada Tuhan sehingga
hari ini saya bisa melihat lagi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada PTFI dan
juga Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme-Kamoro (YPMAK) atas program yang
diberikan kepada saya,” ujarnya usai mengikuti operasi mata gratis di RSMM
Timika, Jumat (5/4/2024).
Yakobus mengatakan, dirinya yang sebelumnya
merupakan Ketua Dewan Gereja Katolik di Kampung Nayaro, tiba-tiba saja matanya
gelap dan menjadi buta selama tiga tahun belakangan, sehingga dirinya tidak
dapat bekerja kembali.
“Sebelum saya ikut program ini saya berdoa
kepada Tuhan bisa dikasih jalan untuk membuka mata saya. Tuhan buka jalan
sekarang saya bisa melihat lagi dan saya akan aktif kembali melayani Tuhan dan
bekerja kembali sebagai petani,” ungkapnya.
Penulis/Editor: Jimmy