SALAM
PAPUA (TIMIKA) - Warga tujuh suku di Kabupaten Mimika
(Amungme, Kamoro dan lima suku kerabat) mempertanyakan dana CSR 1 persen dari
PT Freeport Indonesia (PTFI) yang dikelola Yayasan Pengembangan Masyarakat
Amungme dan Kamoro (YPMAK).
Tokoh masyarakat suku Amungme, Yohanes Kum mengungkapkan
bahwa warga tujuh suku mengaku selama lima tahun terakhir tiga program
prioritas yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi tidak lagi dijalankan oleh YPMAK.
Untuk masyarakat sepakat YPMAK harus
dievaluasi guna mengetahui alasan terhentinya tiga program prioritas tersebut
serta untuk mengetahui kemana dana 1 persen dari PTFI.
"Hari ini kami berkumpul bersama kurang
lebih 240 orang warga 7 suku dan membahas terkait merosotnya tiga
program utama YPMAK. Menurut masyarakat 7 suku, tiga program itu tidak lagi
berjalan sejak LPMAK diubah menjadi YPMAK," ungkap Yohanes Kum usai
melakukan pertemuan bersama tokoh lain dan warga tujuh suku di kediaman
Anthonius Kemong di jalan Cenderawasih Timika, Sabtu (6/4/2024).
Yohanes mengatakan, masyarakat 7 suku tidak
bermaksud menggelar aksi demonstrasi dan menuntut PTFI, tapi hanya
melakukan diskusi dan mempertanyakan alasan ketidakjelasan dana 1 persen PTFI
dan meminta YPMAK dievaluasi.
Pihaknya meminta agar secepatnya melakukan pertemuan
bersama PTFI dan YPMAK untuk mempertanyakan dana 1 persen, karena sekarang
anak-anak sekolah di semua kota studi banyak yang mengeluh lapar, lampu asrama
padam berhari-hari, kontrak asrama berakhir, dan kesulitan biaya rumah sakit.
Demikian juga bantuan usaha ekonomi bagi
masyarakat sudah tidak dilakukan.
"Masyarakat 7 suku sepakat agar dilakukan
transisi YPMAK dan mencari tahu kemana dana 1 persen dari PTFI. Saya juga
sebagai tokoh yang memperjuangkan supaya dana 1 persen itu ada, kami sama-sama
upayakan adanya YPMAK, tapi kenapa dana 1 persen itu
terhenti," ujarnya .
Banyak yang sampaikan bahwa dana 1 persen itu
berakhir tahun 2017, ada juga yang sampaikan dana 1 persen diganti dengan
dana lain berupa perwalian.
"Kita bingung, kalau dana 1 persen itu
telah berakhir 2017, lalu kenapa saya tidak tahu? Padahal tahun 2017 saya
menjabat sebagai Wakil Sekretaris Eksekutif YPMAK. Siapa yang sepakati dana 1
persen itu berakhir di 2017?," tegasnya.
Hal senada disampaikan tokoh masyarakat
Amungme lainnya, Anthonius Kemong, bahwa masyarakat tujuh suku menilai program
yang dijalankan YPMAK tidak berhasil. Karena itu semua tokoh dan masyarakat menggelar
pertemuan dengan putusan bahwa YPMAK harus dievaluasi.
Saat ini banyak masyarakat yang enggan melakukan
pengobatan dan dirawat di RSMM, karena fasilitasnya sudah tidak memadai seperti
dulu. Di bidang pendidikan juga banyak anak-anak tujuh suku yang mengeluh.
"Yang kita mau supaya ada transisi lagi
supaya minimal kegiatan YPMAK itu kembali lancar seperti dulu. Kita mau lakukan
pertemuan dan menuntut kegiatan-kegiatan YPMAK yang tidak menyentuh harus diubah,"
kata Anthonius.
Penulis: Acik
Editor: Jimmy