SALAM
PAPUA (TIMIKA) - Sejumlah pedagang mengeluhkan
kosongnya pasokan telur asin ke wilayah Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah,
selama kurang lebih dua bulan terakhir.
"Sejak sebelum puasa sampai saat ini
tidak ada telur asin yang masuk, padahal banyak warga Timika yang cari,"
ungkap Atum yang merupakan pedagang di Pasar Sentral Timika, Jumat (5/4/2024).
Atum mengaku telur asin yang dijual di Timika
biasanya dipasok dari Surabaya, Makassar, dan Tulungagung, Jawa Timur, namun
pengiriman terhenti lantaran rumitnya aturan yang diterapkan pemerintah
sehingga semua pengusaha merasa kewalahan mengurus izin pengiriman.
"Saya sudah komunikasi dengan pengusaha
di Surabaya, mereka sampaikan terlalu banyak syarat dan izin yang harus
dilakukan. Begitu juga yang disampaikan pengusaha di Tulungagung. Mereka merasa
kesulitan karena harus dapat izin dari Daerah asal, Daerah tujuan, belum lagi
harus izin dinas peternakan, Disperindag, Shabandar dan lain sebagainya,"
ujarnya.
Melihat hal itu, ia pun berharap Pemkab Mimika
dapat mencari solusi dengan terus menjalin koordinasi bersama daerah lain
sebagai sumber pasokan pangan ke Mimika.
"Telur asin itu banyak yang konsumsi di
Timika, baik untuk rumah tangga maupun rumah makan, tapi kalau tidak ada lagi
ya mau bagaimana? Diharapkan Pemkab Mimika cari solusinya dan selidiki apa
penyebabnya," katanya.
Keluhan yang sama juga disampaikan Salima yang
merupakan pedagang Sembako di Pasar Lama Timika. Ibu dua anak ini mengaku
selalu berlangganan telur asin bersama pengusaha di Makassar, namun sejak
pertengahan Februari 2024 dari Makassar tidak lagi mengirim telur asin dengan
alasan biaya pengiriman yang tinggi dan harus mengantongi izin lebih dari satu
dinas. Padahal penjualan telur asin di Timika sangat cepat habis karena sangat
banyak yang minat.
"Yang dari Makassar sudah tidak pernah
kirim lagi telur asin, alasannya izin pengiriman telur asin itu sangat ruwet,"
katanya.
Penulis: Acik
Editor: Jimmy