SALAM
PAPUA (TIMIKA) - Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten
Mimika menanggapi keluhan masyarakat pemilik hak ulayat yang mengancam menutup
paksa aktivitas penerbangan di lapangan terbang (Lapter) Kapiraya, di Kampung
Wakia, Distrik Mimika Barat, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, karena lahan
Lapter yang belum lunas.
Kepala Bidang (Kabid) Udara Dishub Kabupaten
Mimika, Elcardobes Sapakoly mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika
sebelum membangun sudah pasti akan mengurus semua lahan pembangunan, termasuk pembebasan
lahannya. Sama halnya seperti lahan Lapter di Kapiraya, sebelum pembangunan
masyarakat Kapiraya telah menghibahkan secara penuh lahan tersebut untuk
dibangun Lapter.
“Lahan Lapter di Kapiraya itu diberikan atau
dihibahkan oleh masyarakat setempat kepada Pemkab Mimika dan semua surat-surat pelepasan
jelas, karena memang pembangunan dilakukan untuk kebutuhan masyarakat,” ujarnya,
Selasa (30/4/2024).
Ia menjelaskan, selama ini tidak ada
permasalahan atau komplain dari masyarakat atas lahan yang ditempati Lapter, bahkan
Pemkab Mimika tidak mengeluarkan anggaran untuk biaya pelepasan lahan Lapter.
“Selama ini tidak ada keluhan dari masyarakat,
petugas di sana juga belum ada laporan terkait permasalahan lahan Lapter. Sekarang
ini kami tidak sebut lagi Lapter namun Bandar Udara,” jelasnya.
Sedangkan terkait isu adanya pesawat dari
Daerah lain yang menggunakan Lapter tersebut, dirinya mengaku belum menerima
laporan tersebut, sebab untuk pemakaian izin Lapter dikeluarkan oleh Unit
Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Mozes Kilangin Timika.
“Yang beroperasi di Lapter Kapiraya itu hanya
pesawat Susi Air yang akan beroperasi satu minggu sekali, kalau ada pesawat
lain kami belum mengetahuinya. Mungkin dengan adanya laporan seperti ini akan
kami koordinasikan kepada UPBU,” ungkapnya.
Saat ditanya apabila nanti adanya penutupan
paksa dari masyarakat, Dia menegaskan, pihaknya akan melakukan koordinasi
bersama tokoh masyarakat.
“Kami belum mengetahui juga maksud dari
pelunasan lahan itu, belum ada juga surat yang masuk, kalau memang mereka ingin
menutup sebaiknya bisa koordinasi kepada kami,” tutupnya.
Penulis: Evita
Editor: Jimmy