SALAM
PAPUA (GRESIK) – PT Freeport Indonesia (PTFI) secara
resmi mengoperasikan smelternya (fasilitas pengolahan hasil tambang) yang
terletak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Provinsi Jawa Timur, pada
Kamis (27/6/2024).
Smelter yang digadang-gadang terbesar di dunia
berkapasitas 1,7 ton konsentrat ini diresmikan oleh Menko Perekonomian
Airlangga Hartarto, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Presiden Direktur
(Presdir) PTFI Tony Wenas, dan Plt Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Suswantoro
mewakili Menteri ESDM, yang dilaksanakan di depan area tangki asam sulfat, yang
ditandai dengan menekan tombol sirene dan penandatanganan prasasti. Turut hadir
juga Pj Gubernur Jawa Timur yang diwakili Pj Sekda Provinsi Jawa Timur Bobby
Soemiarsono dan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam
sambutannya mengapresiasi pembangunan smelter PTFI tersebut dapat diselesaikan
tepat waktu (30 bulan).
Airlangga pun berharap agar proyek smelter
PTFI yang digroundbreaking oleh Presiden Joko Widodo ini juga akan diresmikan
operasi produksinya oleh Presiden Joko Widodo di bulan Agustus atau bulan
September 2024 mendatang.
“Luar biasa pembangunan smelter ini selesai on
time. Ini adalah suatu paket komplit dan merupakan proyek strategis nasional di
kawasan ekonomi khusus. Kawasan ekonomi khusus ini juga meratakan pembangunan
se-Indonesia dan akan mendorong pertumbuhan di berbagai wilayah,” ujarnya.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dalam
sambutannya menyampaikan turut berbahagia telah diresmikannya operasi smelter
PTFI tersebut. Karena menurut Dia, ini merupakan perjalanan panjang PTFI sejak
tahun 2018 dan hari ini akhirnya bisa melakukan commissioning operation.
“Saya ucapkan selamat atas proses ini dan (smelter)
ini adalah terbesar di dunia untuk single line,” ungkapnya.
Bahlil menambahkan bahwa dengan selesainya
smelter ini menjadi dasar pemerintah akan memperpanjang IUPK PTFI.
“Rasa-rasanya sih agak kurang adil jika kita
tidak memberikan perpanjangan (IUPK) tambahan karena (PTFI) sudah membangun
smelter di Gresik. Insyaallah kami akan merampungkan dalam kurun waktu
secepat-cepatnya tergantung PTFI menyelesaikan syarat-syaratnya,” tambahnya.
Sementara Presdir PTFI Tony Wenas dalam
laporannya mengungkapkan bahwa pembangunan smelter bisa berjalan lancar dan
selesai tepat waktu, yakni 5 tahun, karena atas dukungan dari seluruh
stakeholder.
“Terima kasih untuk dukungan semua stakeholder
sehingga pembangunan smelter ini bisa selesai tepat waktu. Untuk perizinan
lahannya saja memakan waktu 1,5 tahun dan proses pembangunannya hanya 3,5
tahun,” ujarnya.
Tony mengungkapkan bahwa total investasi yang
telah dikeluarkan untuk proyek pembangunan smelter tersebut adalah hampir 3,7
Miliar Dollas US atau sekitar Rp 58 Triliun.
Pembangunan smelter ini merupakan komitmen
PTFI dalam mendukung kebijakan hilirisasi mineral tembaga yang dicanangkan
Pemerintah.
“Ini adalah salah satu investasi yang besar
dan ada di portofolionya Menteri Investasi atas pencapaian investasi yang
dilakukan oleh PTFI,” ungkapnya.
Penulis/Editor: Jimmy