SALAM PAPUA (TIMIKA) - Untuk meningkatkan mutu para guru, Sekolah Asrama Papua (SATP) Timika, menggelar kegiatan pengembangan pedagogi dalam implementasi Kurikulum Merdeka Belajar. Kegiatan ini mengusung tema “Refleksi Dalam Pembelajaran (Kurikulum Merdeka)”, yang diikuti oleh 68 guru SATP tingkat SD dM SMP yang dilaksanakan di Hotel Horison Ultima, Selasa (16/7/2024).

Rektor Universitas Katolik De La Salle Manado, Prof. Johanis Ohoitimur yang juga menjabat sebagai Sekretaris Eksekutif BPH Yayasan Pendidikan Lokon sebagai pemateri menjelaskan, kegiatan ini dilakukan dalam rangka mempersiapkan para guru di SATP untuk mulai memasuki tahun ajaran baru tahun 2024-2025.

Diketahui, secara Nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek telah menetapkan Kurikulum Merdeka sejak beberapa tahun yang lalu, dimana implementasi Kurikulum Merdeka adalah anak murid sesuai dengan bakat dan kemampuannya, sesuai dengan latar belakangnya, sesuai dengan potensi yang terbaik sehingga mereka merdeka, bebas belajar, dan bebas bertumbuh sebagai manusia muda menuju kepada lingkungan bermasyarakat.

“Untuk SATP sendiri sudah sejak lama mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, dapat dilihat dengan banyak sekali aktivitas praktek yang dilakukan di SATP, di mana SATP mewajibkan supaya guru itu melibatkan anak-anak, harus berbicara mengemukakan pendapat dan mengemukakan harapannya,” ujarnya.

Dengan begitu, SATP hari ini dengan mengambil tema refleksi dalam pembelajaran para guru dilatih untuk yang pertama, mengerti apa itu refleksi, dimana refleksi itu kemampuan yang tertanam pada diri manusia.

Kedua, dalam sesi selanjutnya melatih guru-guru untuk tahu refleksi diri sendiri sebagai guru dan ketiga, nanti akan ada sesi, di mana melatih guru untuk membantu anak-anak untuk melakukan refleksi.

“Jadi ada 3 pokok materi yang akan kami ajarkan, apa itu refleksi kemudian refleksi diriku, refleksi diri guru kemudian guru membantu anak untuk refleksi. Tanpa refleksi kita tidak berkembang, tanpa refleksi kita menganggap semuanya sudah sempurna. Jadi refleksi itu membantu kita untuk memahami diri sendiri dengan lebih baik,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Yayasan Pendidikan Lokon Timika, Andreas Ndityomas menjelaskan, yang ikut dalam pelatihan hari ini seluruh guru kelas SD dan SMP serta sebagian dari asrama pembina yang berperan mendampingi anak-anak SATP.

“Total keseluruhan yang ikut ada 68 guru termasuk dengan pembina di sekolah, kegiatan ini kita lakukan untuk memajukan mutu guru-guru SATP,” ujarnya.

Ia menjelaskan, sebagai mitra Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) yang mengelola dana kemitraan, SATP berkolaborasi dengan YPMAK untuk memajukan SATP sebagai institusi pendidikan yang bermartabat, di mana di SATP mengutamakan siswa-siswa Amungme Kamoro dan 5 Suku Kekerabatan.

Menurutnya, pendidikan sembilan tahun merupakan pendidikan yang sangat penting, untuk menyiapkan generasi yang bermartabat yang berkualitas di bidang akademik dan di bidang kepemimpinan sebagai SDM Papua masa mendatang.

“Untuk mencapai cita-cita itu maka kita menyiapkan SDM guru yang benar-benar berkualitas, untuk melahirkan pemimpin, melahirkan siswa yang berkualitas,” ungkapnya.

Ia juga mengucapkan terimakasih kepada YPMAK sebagai pengelola dana PT Freeport Indonesia yang selalu memberikan dukungan optimal bagi pengembangan mutu SATP, sebagai institusi pendidikan yang menjadi role model bagi pendidikan di Mimika dan di Papua bahkan di Indonesia.

“Tidak lupa kami ucapkkan terimakasih kepada PTFI melalui YPMAK yang selalu men-support SATP sehingga kami dapat mengembangkan mutu pendidikan di SATP,” tutupnya.

Penulis: Evita

Editor: Sianturi