SALAM PAPUA (TIMIKA) - Masyarakat kampung Waa-Banti dan beberapa kampung lainnya di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, melakukan aksi demonstrasi (demo) dan mengancam akan menutup rumah sakit (RS) Banti karena hingga saat ini menurut masyarakat tidak ada dokter ahli atau dokter spesialis yang ditugaskan untuk melayani pasien di RS milik Pemkab Mimika tersebut.

Tokoh Pemuda Banti, Selinus Natkime mengatakan bahwa masyarakat mendesak agar penanganan RS yang telah diresmikan pada 15 September 2023 itu kembali diambil alih PT Freeport Indonesia (PTFI) seperti saat adanya RS yang lama.

"Sekarang RS itu dikelola Pemkab Mimika tapi sejak diresmikan tidak ada dokter ahli atau spesialis yang ditugaskan untuk melayani masyarakat, yang selama ini bertugas diduga merupakan dokter praktik, sehingga sering salah kasih obat ke warga. Warga mengaku sering dikasih obat tidak sesuai dengan keluhan sakit," kata Selinus kepada salampapua.com melalui telepon, Selasa (30/7/2024).

Mendengar keluhan masyarakat, Selinus berharap agar Pemkab Mimika melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) sesegera mungkin menugaskan dokter spesialis di RS yang diresmikan oleh mantan Bupati Mimika Eltinus Omaleng itu.

Pemkab Mimika dan PTFI juga harus merespon cepat dan membahas terkait yang akan bertanggung jawab dalam penanganan RS tersebut tanpa saling melempar tanggung jawab.

"Masyarakat demo sejak kemarin sampai hari ini (Selasa 30 Juli 2024, Red). Pemkab dan PTFI harus segera merespon karena masyarakat merasa pelayanan sekarang sangat tidak memadai. Masyarakat mengaku RS itu dilayani oleh dokter dan anak-anak praktik yang hanya beberapa hari saja kemudian menghilang," ujarnya.

Sementara saat mencoba menghubungi Kadinkes Mimika Reinold Ubra terkait permasalahan ini, salampapua.com belum mendapat respon. Salampapua.com akan segera menyampaikan berita selanjutnya jika telah mendapat konfirmasi dari Kadinkes Mimika.

Penulis: Acik

Editor: Jimmy