SALAM PAPUA (TIMIKA) - Masyarakat dan Tokoh-tokoh Waa Banti, Distrik Tembagapura tuntut agar Pemkab Mimika melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) benahi pelayanan, sarana dan prasarana di RS Banti.

Dalam aspirasi tertulis yang diterima redaksi Salampapua.com, Kamis (2/8/2024), surat aspirasi ditandatangani oleh tokoh dan Ormas setempat, diantaranya Tokoh Perempuan, Martina Natkime, tokoh Pemuda, Kartinus Bukaleng, tokoh masyarakat Banti II, Obaja Bukaleng, tokoh gereja, Pdt Hengky Magal, Kepala Suku, Demianus Jamang, tokoh masyarakat, Hengky Omabak, tokoh gereja, Gembala Detenus Natkime, tokoh Pemuda, Lukas Diwitau.

Dalam aspirasi tersebut, seluruh masyarakat dan tokoh Waa Banti mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Mimika, karena telah membangun RS yang megah. Namun, masyarakat melihat selama 1 tahun berjalan, fasilitas di RS tersebut sangat terbatas dan pelayanan tidak menyatu dengan pasien yang datang berobat.

"Sangat berbeda sekali dengan rumah sakit lama yang pernah dikelola oleh Freeport melalui YPMAK. Rumah sakitnya tidak megah, tapi kualitasnya sangat luar biasa,"kata Tokoh Perempuan, Martina Natkime.

Adapun tuntutan masyarakat Waa Banti, yaitu terkait kendala-kendala di RS Waa Banti dan yang harus dipenuhi Pemkab Mimika sebagai berikut:

1. Pengadaan makanan spesial untuk pasien pagi, siang dan sore melalui PT Freeport Indonesia (PTFI).

2. Pengadaan mesin air bersih panas dan dingin.

3. Kunjungan dokter spesialis utusan pemerintah dan utusan PTFI selama tiga kali dalam sebulan.

4.  Pulangkan pasien inap bila penyakitnya atau keluhan pasien sembuh total 100%.

5. Pengadaan mesin cuci khusus pasien dan khusus tenaga medis.

6. Pasien selalu menolak dirujuk ke RSUD/ RSMM.

7. Bila ada pasien yg harus dirujuk dari rumah sakit banti ke Isos Hospital Tembagapura, pasien mengalami sakit berat (memerlukan penanganan yang serius) maka, diberangkatkan ke Jakarta melalui Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme Kamoro (YPMAK) dan tidak harus rujuk ke RSMM atau RSUD Mimika. Ini adalah tuntutan utama masyarakat.

Masyarakat juga keluhkan, bahwa meski belum genap setahun pasca diresmikan, sarana dan prasarana di RS tersebut sudah banyak bagian yang rusak. Masyarakat meminta pengadaan 1 unit genset listrik, karena selama ini beroperasi rumah sakit dengan 1 unit genset yang tidak dinyalakan selama 1x24 jam.

 

Driver ambulans harus diganti dengan status yang jelas dalam arti, tenaga medis yang pelayanannya menetap di Rumah Sakit Waa Banti. Harus ada pengadaan alat komunikasi, radio SSB, RSWB-ISOS-RSMM-RSUD.

Adapun hal lainnya, masyarakat menyebutkan, ruang rawat inap lantai 2 belum digunakan selama 1 tahun karena terkendala listrik. Peralatan fasilitas tenaga medis dan obat-obatan masih ada kekurangan sehingga banyak pasien yang berobat ke Puskesmas Banti 2.

Sedangkan untuk SDM, masyarakat menginginkan agar ditugaskan dokter spesialis yang sesuai kebutuhan Rumah Sakit Waa Banti.

"Pengadaan 1 unit mobil operasional dan pengadaan 1 unit mobil sampah agar bersih di lingkungan RS itu," tutur Martina.

Sejak diresmikan, harusnya akomodasi dalam RS itu harus sesuai kebutuhan pasien, karena banyak kekurangan selama 1 tahun, diantaranya pada ruang IGD, ruang rawat inap, ruang ICU, radiologi, laboratorium, ruang bersalin, ruang jenazah, ruang beda, ruang pemeriksaan mata, gigi dan yang lainnya.

" Selama 1 tahun beberapa ruangan tidak terpakai karna kekurangan fasilitas dan tidak ada dokter tetap. untuk cleaning service harus mitra dengan Freeport melalui Community Development (CID)," katanya.

Bila beberapa point diatas belum ada respon dari pihak Pemkab, PTFI melalui YPMAK, maka RS Waa Banti akan ditutup total. Disampaikan juga bahwa diharapkan pembangunan RS tersebut benar-benar sesuai dengan tujuan yang mulia dan pelayanannya dengan hati, sesuai kode etik dan sumpah janji tenaga kesehatan.

"Tidak boleh hanya mencari jabatan atau kepentingan. Pengelolaan rumah sakit Tipe D Pratama Waa Banti harus dengan benar, demi kemajuan pelayanan kesehatan secara terpadu ke masa yang akan datang," ujarnya.

Sementara itu, Kadis Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra saat dimintai tanggapan soal aspirasi masyarakat, Salampapua.com masih menunggu pernyataan resminya.

Penulis: Acik

Editor: Sianturi