SALAM PAPUA (TIMIKA) - Direktur RSUD Nabire, dr. Frans Sayori, MKes menyebutkan, saat ini terdapat 1.000 warga Nabire yang merupakan Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) dan dalam tahapan pengobatan anti retroviral (ARV).

 Saat ini di RSUD Nabire  sementara awasi kurang lebih 1.000  lebih orang yang merupakan ODHA dan sementara on ARV," kata Frans saat menghadiri Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) ke-2 Provinsi Papua Tengah yang dilaksanakan di Hotel Swissbelinn, Kabupaten Mimika, Rabu (18/9/2024).

1.000 Odha tersebut merupakan rujukan dari 15 Puskesmas yang ada, mengingat RSUD Nabire sebagai pusat pengobatan. Dari 1.000 ODHA tersebut, diakibatkan oleh hubungan seksual dengan bergantian pasangan, serta aktifnya kunjungan ke lokalisasi tanpa menggunakan sarung pengaman atau kondom. Penyebab lainnya ialah terjangkit melalui jarum tatto, dan yang terjangkit dari ibu ke anak saat melahirkan.

"Yang paling tinggi itu akibat hubungan seks bebas, jarum suntik dan hubungan ibu ke anak melalui tali pusat," jelasnya.

Yang menjadi kendala dalam penanganan ODHA menurut Frans ialah adanya pasien yang malas atau putus konsumsi obat atau lost to follow up (LFU). Adapun alasan lainnya dari setiap ODHA ialah lebih memilih ramuan alami asli Papua ataupun yang didatangkan dari luar Papua.

"ARV itu harus diminum seumur hidup, jadi kalau putus minum obat, maka daya tahan tubuh ODHA terkait akan melemah dan akhirnya meninggal dunia," ujarnya.

Penulis: Acik

Editor: Sianturi