SALAM PAPUA (TIMIKA) - Perjuangan seorang Ibu yang bekerja
untuk turut menjadi tulang punggung keluarga demi membuat anaknya sukses perlu
diberikan apresiasi.
Sebut saja, Irene Kocu, seorang mama Papua di Mimika, demi
menghidupi keluarganya ia seakan tanpa merasa lelah tetap berjuang berjualan
pinang di pinggir Jalan Yos Sudarso Timika. Bahkan dari hasil penjualan pinang
tersebut, ia berhasil menyekolahkan anak pertamanya hingga selesai di bangku
kuliah.
Kepada salampapua.com, mama Irene yang berusia 53 Tahun ini
mengatakan bahwa dirinya berprofesi sebagai penjual Pinang sudah cukup lama
sejak dari Sorong dan datang ke Timika sekitar tahun 2000.
Mama Irene yang suaminya bekerja sebagai Petani Lokal ini
tetap berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pendapatan suaminya
yang tidak menentu dan bahkan pernah tidak mendapatkan penghasilan selama
berbulan-bulan tidak membuatnya patah semangat dalam menafkahi keluarganya dari
hasil usaha berjualan Pinang tersebut.
“Suami saya Petani Lokal yang hanya menanam seadanya dengan
hasil tidak menentu. Kalau musim hujan begini yah tidak bertani, hanya saya
yang menghasilkan uang,” ujarnya, Sabtu (22/7/2023).
Dia mengaku penghasilan sehari yang didapatkan dari
berjualan Pinang berkisar Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu. Namun dirinya tetap bersyukur
walaupun anak pertamanya yang saat ini sudah bekerja sering mengirimkannya
uang.
“Kalau tidak hujan bisa dapat Rp 400 ribu, kalau hujan Rp 200
ribu, dengan hasil ini sudah saya sekolahkan kedua anak kami, yang pertama
sudah lulus Kuliah dan sudah kerja di Sorong, yang kedua ini masih berkuliah
semester 5 di (kampus) Uncen Jayapura,” jelasnya.
Dia pun berharap Pemerintah Daerah (Pemda) dapat lebih
memperhatikan para penjual Pinang Orang Asli Papua (OAP), berikan hak kepada mama-mama
Papua yang menjual hasil kebun kami.
“Saya hanya minta Pemda bisa lihat kami OAP. Pinang ini
hasil OAP, jadi tolong biar kami yang jualan, biar pendatang jualan yang lain
saja, karena kami hanya bisa jual hasil panen kita, dan dengan itu kita bisa
sekolahkan anak-anak,” harapnya.
Wartawan: Evita
Editor: Jimmy