SALAM PAPUA (TIMIKA) - Perempuan asli suku Kamoro Oda
Maupeyauta mengaku bangga dan senang anak laki-lakinya kini menjadi anggota
TNI.
Ibu lima orang anak yang berdomisili di jalan Pemuda,
RT19/RW7, Kelurahan Kamoro Jaya, SP1 Timika, Papua Tengah ini mengungkapkan
bahwa sejak lama dirinya berjualan pinang di depan rumahnya dengan modal
sendiri tanpa bantuan Pemerintah ataupun pihak lainnya. Selain jualan pinang,
ia juga menjual minuman dan makanan
ringan serta rokok eceran.
Hal ini dilakukan bukan hanya untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi rumah
tangganya, hasil jualan pinang juga telah mengantar salah satu anaknya menjadi
anggota TNI.
"Saya bersyukur dengan hasil jualan pinang, saya bisa
sekolahkan anak-anak saya. Anak saya yang kedua sekarang sudah jadi tentara dan
mulai dinas di Makassar, Sulawesi Selatan. Anak yang sulung sekarang sementara
cari-cari kerja dan tiga anak yang masih SD," ungkapnya saat ditemui salampapua.com,
Jumat (19/1/2024).
Bukan hanya menggelar jualan dalam lapak bantuan Dinas
Koperasi dan UKM Mimika ini, istri dari tukang bangunan tersebut juga sesekali
menjual sagu dan hasil kebun ke pasar sentral Timika.
"Lapak jualan pinang ini bantuan Dinas Koperasi dan
UKM. Sejauh ini belum ada bantuan berupa modal untuk bisa mengembangkan usaha.
Saya juga ada ajukan proposal ke YPMAK, tetapi belum ada jawaban,"
tuturnya.
Menurut dia, menjual pinang dan beberapa jenis pangan lokal
saat ini tidak hanya dijual masyarakat asli, tetapi ramai dijual
pedagang-pedagang pendatang.
Dengan tidak bermaksud melarang, namun menurut dia pangan
lokal harusnya hanya dapat dijual masyarakat asli. Sebab masyarakat asli tidak
mempunyai modal untuk menjual atau berdagang produk-produk lainnya seperti
sembako, pakaian, alat rumah tangga, elektronik dan yang lainnya.
"Kami jadi semakin sulit mendapatkan uang karena
pinang, sagu, keladi dan petatas juga dijual pedagang-pedagang besar yang juga
menjual sembako, pakaian dan yang lainnya," ujarnya.
Karena itu ia berharap ada perhatian khusus dari Pemkab
Mimika untuk mengatur. Bila perlu Pemkab Mimika membuatkan Peraturan khusus
sehingga pangan lokal tidak lagi dijual pedagang-pedagang pendatang.
"Bukan berarti saya tidak suka dengan pedagang
pendatang, tapi setidaknya kami yang orang asli juga diberi kesempatan untuk
mendapat uang biar sedikit," harapnya.
Penulis: Acik
Editor: Jimmy