SALAM PAPUA (TIMIKA) - Salah satu penjual sari Buah
Merah di Pasar Sentral Timika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Mama Nela
mengatakan sari buah merah dan sarang semut sering diborong oleh pembeli untuk
dijadikan oleh-oleh keluar Kota.
“Sari buah merah Papua dan sarang semut laris saat musim
liburan. Terkadang ada yang membeli sampai lima botol sari buah merah, katanya
buat oleh-oleh,” ujarnya kepada salampapua.com, Jumat (29/3/2024).
Menurut Mama Nela, kalau di hari biasa tetap laku namun
kebanyakkan orang beli untuk dikirim ke saudaranya di luar Kota.
“Sari buah merah dan sarang semut ini kan banyak khasihatnya,
ya mungkin yang mengonsumsi cocok, mungkin hanya ada di Papua jadi mereka
sering beli di sini lalu dikirim keluar,” ungkapnya.
Sama halnya dengan Mama Nela, Zaky yang juga penjual sari
buah merah mengungkapkan bahwa dirinya bahkan memiliki langganan yang setiap
bulannya akan dikirim ke Semarang.
“Saya punya langganan di Semarang, pokoknya tiap bulan saya
kirim 2 botol. Awalnya sih pembeli ini Satgas di Tembagapura, katanya cocok
kalau capek-capek minum sari buah merah,” ujarnya.
Ia menjelaskan, meskipun harga sari buah merah ini terbilang
mahal, namun tetap saja masih ada yang membeli. Dari tahun 2020 harga 1 botol
330 ml itu Rp 55 ribu hingga saat ini 1 botol itu Rp 100 ribu.
“Meskipun harganya naik ya tetap ada yang beli. Kalau
harganya naik itu memang karena prosesnya yang lama, kemudian buah merahnya
agak susah didapatkan,” jelasnya.
Menurutnya, dari pengalaman yang diceritakan pembeli,
kegunaan sarang semut dan sari buah merah berkhasiat dalam mengobati penyakit
dalam seperti tumor, benjolan, ambeien, dan maag.
“Yah banyak juga keluhan pembeli, ini kan alternatif. Kebanyakan
orang cocok, kalau beli lagi kan berarti cocok. Kalau sari buah langsung
diminum tapi memang rasanya seperti minyak, kalau sarang semut direbus airnya baru
diminum,” ungkapnya.
Penulis: Evita
Editor: Jimmy