SALAM
PAPUA (TIMIKA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten
Mimika menggandeng Jemaat GKI Solagratia Nawaripi Timika menciptakan sampah
yang bernilai jual dengan membuka bank sampah di lingkungan Jemaat.
Kerjasama ini diawali dengan pemberian
sosialisasi dari Kepala Bidang Fasilitasi Pengendalian Pembangunan Ekoregion
pada Sekretariat Jendera Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Papua,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Edison Worabai kepada Jemaat GKI
Solagratia Nawaripi, Jumat malam (17/5/2024).
Edison usai memberikan sosialisasi
menjelaskan, pihaknya hari ini menyosialisasikan penanganan sampah yang lebih
bernilai jual kepada Jemaat GKI Solagratia Nawaripi, sehingga nantinya bukan
hanya menghasilkan uang dari sampah namun juga mendapatkan lingkungan yang
lebih bersih dan sehat.
“Jadi tadi kami sudah sosialisasikan bagaimana
membuka bank sampah yang benar dan baik, nantinya sampah-sampah rumah tangga
dapat mempunyai nilai jual sehingga meningkatkan perekonomian Jemaat,” ujarnya.
Apabila bank sampah dapat berjalan di Jemaat
GKI Solagratia Nawaripi maka DLH Mimika wajib membuka bank sampah yang memiliki
badan hukum yang resmi dan juga dapat dijalankan secara berkelanjutan.
“Kami berharap bank sampah ini bisa dibuka
secara resmi sehingga dapat menindaklanjuti terkait pengendalian pencemaran
lingkungan di Mimika dan dapat berkolaborasi dengan pihak lainnya,” jelasnya.
Sementara itu Ketua Jemaat GKI Solagratia
Nawaripi, Pendeta Argin N S Reri mengungkapkan, selama ini Jemaat telah
memiliki tempat penampungan sampah namum memang belum begitu besar dan hanya
sebagai penyimpanan sampah plastik yang nantinya dijual kepada pengepul sampah.
“Kami memang sudah menampung sampah plastik,
kita kumpulkan juga dengan menggunakan motor tiga roda bantuan dari DLH Mimika.
Dengan adanya sosialisasi ini, kita tidak hanya mengumpulkan sampah tersebut
namun bisa kita kelola kembali sehingga menjadi nilai jual yang lebih tinggi
bagi kami,” ujarnya.
Sedangkan Plt Kepala DLH Kabupaten Mimika ,
Frans Kambu,S.Sos, M.Tr.IP menegaskan, di Timika untuk bank sampah telah
diajarkan kepada beberapa sekolah dan dua sekolah telah menerapkan pemilahan
sampah yaitu SD Inpres 2 Timika dan Sekolah Permata Papua.
Dengan adanya pemilahan sampah ini, dapat
menciptakan kesadaran atas lingkungan yang bersih dan sehat, bahkan dengan
adanya pemilahan sampah organik dan non organik ini dapat memberikan nilai
jual, dimana sampah plastik dapat dijual kepada pengepul sampah.
“Jadi pengepul sampah yang di Jalan Hasanudin
Ujung itu membeli sampah plastik yang nantinya mereka jual ke Surabaya,
sehingga dua sekolah dan Jemaat juga menjual ke sana,” ujarnya.
Menurutnya, dimulai dari Jemaat GKI Solagratia
Nawaripi ini apabila ke depannya bisa berjalan dengan baik maka DLH Mimika akan
menggandeng beberapa pihak lainnya.
“Kalau bicara untuk kebersihan, keindahan dan
kenyamanan Kota Timika ini, maka dari diri sendiri dulu harus sadar bagaimana
bisa hidup lebih bersih dan sehat, sehingga dengan menggandeng Jemaat ini kita
bisa membangun koordinasi dari rumah tangga ke rumah tangga lainnya. Saya
berharap ini bisa berjalan sehingga ke depannya kita rangkul pihak lainnya,”
harapnya.
Penulis: Evita
Editor: Jimmy