SALAMPAPUA (TIMIKA)- Raja Ampat merupakan salah satu wilayah
kepulauan di Provinsi Papua Barat yang kaya akan wisata bahari. Selain
keindahan alam bawah lautnya, Raja Ampat juga menarik untuk ditelisik dari sisi
sejarah. Salah satunya, soal asal-usul nama Raja Ampat. Tak ada catatan sejarah
baku soal asal-usul terbentuknya nama Raja Ampat. Sebab, ada sejumlah versi
yang hingga kini belum diketahui kebenarannya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Raja Ampat,
Yusdi N Lamatenggo membenarkan jika banyak versi mengenai sejarah nama Raja
Ampat. "Tiap daerah punya versi sendiri. Kalau ditanya mana yang paling
benar? Ya kita enggak tahu mana yang paling benar. Itu terus berkembang,"
kata Yusdi saat ditemui di Waisai, Kabupaten Raja Ampat, beberapa waktu lalu.
Salah satu versi yang paling banyak diketahui masyarakat,
nama Raja Ampat tak lepas dari kisah para raja dari empat pulau terbesar yakni
Waigeo, Salawati, Misool dan Batanta. Pimpinan di tiap gugusan pulau itulah
yang menjadi awal penamaan Raja Ampat. "Ada versi, secara pemerintahan
dulu di sini wilayah (Kesultanan) Tidore, jadi di sini dibentuk empat pimpinan
pulau besar. Waigeo, Salawati, Batanta, Misool, masing-masing punya
pimpinan," ujarnya.
Yusdi melanjutkan, dari segi legenda masyarakat hingga saat
ini ada yang meyakini jika Raja Ampat berasal dari seorang wanita yang
menemukan tujuh telur, di mana empat di antaranya menetas menjadi pangeran dan
menguasai empat pulau terbesar di daerah tersebut. "Tapi ada yang cerita
legenda tentang penemuan tujuh telur di Wawiai kemudian menetas empat (menjadi
raja). Satu menjadi batu dan satu telur menjadi hantu," tuturnya.
Sementara itu Wakil Bupati Raja Ampat Manuel Piter Urbinas
pun tak begitu mengetahui soal asal-usul nama Raja Ampat. "Bagi saya nama
tidak menjadi masalah, kita hanya fokus apa yang bisa lakukan untuk Raja Ampat.
Literatur sejarah yang semua dipercayai. Biarlah itu jadi kekayaan sejarah
masyarakat," jelasnya. (travel.kompas.com)
Editor: Sianturi