SALAM PAPUA (TIMIKA) - Plt Bupati Mimika, Johannes
Rettob mengatakan, dari hasil dari survei yang dilakukan, kasus stunting di
Mimika mencapai 24,1 persen. Padahal, angka stunting secara nasional sebesar
21,5 persen. Dengan data yang didapatkan, angka stunting di Timika lebih besar
dari angka nasional.
Hal ini diutarakannya, saat membuka kegiatan Aksi
Konvergensi dan Koordinasi Terpadu Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi
Aksi 3 dan 4 di Hall Room Hotel Horison Ultima, Jumat (21/6/2024).
“Ini bahaya sekali, angka stunting di Timika lebih besar
dari angka nasional. Jadi seharusnya semua pihak dari OPD hingga perusahaan BUMN,
harus bisa berkontribusi bagi daerah ini, untuk ikut berpartisipasi dalam
penanganan anak stunting, melalui dana CSR,”ujar Johannes.
Ia menjelaskan, untuk tahun 2023 realisasi penanganan
stunting hanya berskisar 0,1 persen, dan angka penanganan ini dinilai sangat
minim.
“Tentu angka realisasi stunting sangat minim sekali, diluar
dari ekspentasi, ini membuat presiden RI bersedih. Untuk itu ke depan, anggaran
Pemerintah Kabupaten Mimika harus lebih diprioritaskan untuk penanganan stunting,”
ketusnya.
Ia berharap, tahun ini penurunan angka stunting di Kabupaten
Mimika sebesar 14 persen. Untuk itu, iapun berpesan agar seluruh pemerintah
kampung, distrik agar bisa menggelar aksi komprehensif dengan langsung
memberikan pendekatan sasaran prioritas terlebih kepada 58 kampung.
“Pemerintahan kampung pun harus memprioritaskan pendanaan
dalam penanganan stunting, dan kampung juga harus bisa bekerja langsung di lapangan
dalam perencanaan penurunan stunting,” pungkasnya.
Penulis: Evita
Editor: Sianturi