SALAMPAPUA (TIMIKA)- Bukan hanya keindahan alamnya,
Papua juga dikenal dengan beragam kuliner khasnya yang unik dan menarik. Mulai
dari makanan pokok seperti sagu, makanan laut, hingga berbagai makanan dari
hutan bisa diolah menjadi sajian khas Papua yang menyedapkan.
Salah satu makanan khas Papua adalah tambelo atau yang
sering disebut cacing ulat pohon bakau. Menurut jurnal "Tambelo Pangan
Lokal Kamoro" (2013) oleh Windy Hapsari, tambelo merupakan hewan yang
tumbuh dan hidup pada batang pohon bakau yang sudah membusuk.
Mulanya, tambelo merupakan makanan favorit oleh orang Kamoro
di Kampung Hiripau, Kabupaten Mimika yang sengaja memanfaatkan kekayaan alam
sebagai sumber pangan sehari hari. Lokasi rumah yang tidak jauh dari rawa dan
hutan, membuat orang Kamoro kerap menjadikan pohon sagu dan hasil laut sebagai
santapan harian.
Sagu bisa dijadikan
sumber karbohidrat, sementara hasil laut, seperti ikan, kepiting, dan kerang
dimanfaatkan sebagai bahan pangan sumber protein. Namun kini, tambelo yang
notabenenya merupakan hewan darat di hutan mangrove juga dimanfaatkan sebagai
sumber pangan protein tradisional oleh orang Kamoro dan beberapa etnis lain di
Papua.
Pada umumnya, cacing merupakan hewan melata yang memiliki
bentuk tubuh panjang dan licin. Gambaran tersebut juga berlaku untuk tambelo.
Tambelo memiliki bentuk tubuh yang cukup panjang, yaitu sekitar 30 sentimeter
dengan warna transparan dan tekstur berlendir di sekitar tubuhnya. Bagian tubuh
tambelo yang paling menarik adalah giginya yang memanjang.
Tambelo dewasa
memiliki ukuran kepala sebesar kelereng dengan cangkang keras dan dua gigi
memanjang ke depan. Kepala dan gigi tambelo berfungsi untuk membuat lubang atau
jalur di dalam batang pohon bakau. Sebab, tambelo memang hidup di batang pohon
bakau yang sudah busuk.
Untuk mengetahui keberadaan tambelo, orang Kamoro akan
melihat jejak tambelo pada batang pohon bakau busuk terlebih dahulu, lalu
membelahnya menggunakan kapak.
Bisa Dimakan Mentah
Tanpa memerlukan proses pengolahan yang panjang, tambelo
bisa langsung dikonsumsi usai dikeluarkan dari dalam batang pohon bakau. Cara
menikmati tambelo mentah ini sudah umum bagi orang Kamoro. Namun, kalau baru
pertama kali makan tambelo, sebaiknya perhatikan beberapa hal ini.
Pertama, kamu harus memegang tambelo tepat di bagian
kepalanya, lalu angkat tambelo hingga tinggi, mulai masukkan cacing tersebut ke
dalam mulut, dan langsung ditelan layaknya makan papeda. Kalau salah atau tidak
sengaja menggigit tambelo, kemungkinan besar isi perut tambelo akan pecah dan
bisa membuat eneg orang yang baru akan mengonsumsinya.
Selain dikonsumsi mentah, tambelo juga bisa diolah terlebih
dahulu dengan menambahkan beberapa bahan. Kamu bisa memisahkan kepala serta
gigi tambelo, lalu mengeluarkan isi perutnya dan memberi perasan jeruk nipis
atau mencampur tambelo dengan cabai dan tomat agar lebih segar. Masyarakat
setempat percaya bahwa mengonsumsi tambelo dapat menyehatkan tubuh manusia.
Pasalnya, menurut beberapa keluhan, makan tambelo dapat
mengobati flu, demam, sakit kepala, hingga malaria. Meski bisa dimakan oleh
siapa saja, tambelo dipercaya dapat menghasilkan manfaat tertentu pada ibu
hamil dan menyusui atau pria dewasa. Tambelo yang diketahui memiliki kandungan
protein dan kalsium tinggi, sangat disarankan untuk menunjang kesehatan ibu
hamil, sementara untuk pria, tambelo disebut dijadikan makanan untuk pembangkit
vitalitas. (kompas.com)
Editor: Sianturi