SALAM PAPUA (TIMIKA) - Sejumlah orang tua murid melakukan aksi demo damai di depan SMAN 1 Mimika, karena anaknya tidak diterima oleh Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), padahal tempat tinggalnya masih masuk dalam zonasi.

Kepala Sekolah SMAN 1 Mimika, Matheus Mamo mengatakan, bahwa benar hari ini ada sejumlah orang tua siswa yang melakukan aksi demo, karena anak-anak mereka tidak diterima oleh pantia PPDB. Namun kata Matheus, panitia PPDB dan pihak SMAN 1 Mimika tidak menerima aksi demo tersebut, sebab aksi demo yang dilakukan oleh orang tua murid sangat tidak mendasar.

“Benar hari ini sejumlah orang tua berdemo di depan sekolah, meminta agar anak-anak mereka diakomodir di SMAN 1 Mimika. Padahal mereka (siswa) yang tidak diterima, kami kirim ke sekolah lain, sehingga aksi tersebut tidak kita terima,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (9/7/2024).

Matheus menjelaskan, SMAN 7, SMKN 1, SMAN 6, SMAN 4 dan SMKN 3, yang menjadi pilihan kedua bagi Dinas Pendidikan sehingga semua anak dapat terakomodir.

Ada sebanyak 1.121 anak yang mendaftar, sebagai murid baru, namun hanya 519 anak yang bisa diakomodir di SMAN 1. Meski awalnya sekolah hanya diberikan kuota dari Disdik sebanyak 320 siswa saja, namun karena ada pertimbangan sehingga jumlah tersebut dinaikkan.

“Panitia PPDB merekrut siswa baru berdasarkan jalur zonasi, prestasi dan afirmasi, sehingga siswa yang tidak diterima, adalah mereka yang tinggalnya di luar dari zonasi yang sudah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan,”ucapnya.

Namun ada pengecualian bagi siswa dari dua suku besar Amungme dan Kamoro. Ada keistimewaan bagi mereka yang tinggal di wilayah Paomako hingga Kwamki Narama tetap terakomodir dalam kuota 519.

“Mereka yang anak Amungme-Kamoro, tidak usah kuatir, tetap kami akomodir, dan bagi orang tua yang anaknya tidak diterima di SMAN1 jangan takut, mereka sudah diakomodir di beberapa sekolah negeri. Secara kualitas, sekolah negeri semuanya sudah dikategorikan sekolah unggul, tidak ada perbedaan, karena tugas dari guru adalah menjadikan anak itu prestasi,” pungkasnya.

Penulis: Evita

Editor: Sianturi