SALAM PAPUA (TIMIKA)- Bagi anda yang sudah pernah
merasakan sakit Demam Berdarah, pasti sudah pernah melewati masa-masa sulitnya.
Di Timika sendiri, DBD sudah bukan barang baru, karena sudah banyak warga yang
telah merasakannya. Demam naik turun sering kali dikaitkan dengan gejala
penyakit demam berdarah. Meski begitu, demam adalah gejala yang sangat umum dan
bisa terjadi pada masalah kesehatan apapun, termasuk demam.
Biasanya, seseorang yang dicurigai demam berdarah harus
melakukan serangkaian tes darah lengkap supaya memastikan ada atau tidaknya
virus dengue di dalam darahnya. Lalu, apa saja jenis cek darah yang harus
dijalani untuk memastikan atau mendiagnosis DBD?
Demam berdarah dengue atau DBD adalah penyakit yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi virus dengue. Ada empat
serotipe virus dengue penyebab DBD, yaitu DENV-1, -2, -3, dan -4. Infeksi dari
virus-virus tersebut menyebabkan berbagai gejala seperti demam, pusing, nyeri
pada bola mata, otot, sendi, dan ruam.
Biasanya, pemeriksaan demam berdarah baru akan dilakukan
ketika dokter memang sudah mencurigai bahwa Anda terkena virus dengue. Berikut
adalah gejala-gejala yang menentukan bahwa Anda kemungkinan besar terkena DBD.
Demam tinggi secara tiba-tiba, bahkan mencapai 40 derajat
Celsius. Demam berlangsung selama 2-7 hari. Muncul ruam dan bintik-bintik merah
di kulit. Nyeri pada otot, sendi, dan bagian belakang bola mata. Sakit perut. Mual
dan sering muntah, terkadang disertai darah. Mimisan dan gusi berdarah.
Tes demam berdarah juga sangat dianjurkan apabila Anda
mengalami demam tinggi dalam waktu 2 minggu setelah Anda kembali dari negara
atau daerah yang terkena wabah demam berdarah.
Jenis-jenis cek darah untuk pemeriksaan DBD
Pada awalnya, dokter akan melihat gejala yang muncul dan
meminta Anda untuk melalukan tes darah lengkap. Tes ini akan melihat kadar
beberapa komponen dalam darah yaitu hemoglobin, hematokrit, leukosit dan
trombosit. Berdasarkan panduan dari WHO, seseorang akan dicurigai terkena demam
berdarah jika hasil cek darah di lab menunjukkan:
Hematokrit meningkat 5-10%, Trombosit kurang dari 150 ribu/microliter,
Leukosit kurang dari 5.000/microliter. Meski begitu, hasil pemeriksaan lab
tersebut bisa saja mengarah pada diagnosis penyakit lain yang bukan demam
berdarah.
Infeksi virus dengue memang sulit untuk didiagnosis tanpa
tes laboratorium karena gejalanya mirip dengan masalah kesehatan lain, misalnya
malaria. Maka itu, jika tanda dan gejala yang muncul tidak begitu khas, dokter
akan menyarankan pasien untuk menjalani pemeriksaan penunjang DBD lebih lanjut.
Berikut ini jenis-jenis pemeriksaan untuk menentukan dengan
pasti apakah Anda memang terkena demam berdarah.
1. Tes NS1
Biasanya, tes ini dilakukan untuk mendeteksi antigen virus
demam berdarah saat gejala baru muncul. Jika Anda sudah mengalami gejala DBD,
seperti demam tinggi selama 3 hari, Anda akan diminta untuk melakukan tes NS1,
sebagai pemeriksaan DBD awal.
Pemeriksaan laboratorium NS1 cukup akurat dan efektif untuk
mendiagnosis demam berdarah. Jika hasilnya positif, artinya memang Anda terkena
penyakit demam berdarah. Apabila hasilnya negatif tetapi gejala demam berdarah
masih terus muncul, maka Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan,
seperti Anti-Dengue IgG dan IgM, serta hematologi rutin.
Hal ini penting dilakukan agar bisa mendapatkan pengobatan
demam berdarah lebih awal dan mencegah komplikasi DBD yang timbul jika terlalu
lama dibiarkan.
2. IgM ELISA
Enzym Linked Immunosorbent Assay (ELISA) merupakan tes yang
biasanya dilakukan setelah 5 hari gejala demam berdarah muncul. Hasil dari
pemeriksaan lab ini akan mendeteksi antibodi IgM dan IgG virus dengue pada
penderita DBD.
Biasanya IgM akan muncul terlebih dahulu sekitar 7-10 hari
setelah tubuh terkena virus dengue. Kemudia, kadar IgMdalam darah akan terus
naik dalam beberapa minggu dan menurun secara bertahap. Oleh karena itu jika
hasil antibodi IgM virus dengue hasilnya positif berarti Anda mengalami infeksi
akut.
3. Hemagglutination Inhibition Assay (HAI)
Metode ini dilakukan untuk mendeteksi antibodi IgG. Antibodi
IgG muncul lebih lambat daripada IgM dan menjadi penanda infeksi yang kronis. Terdeteksinya
antibodi IgG dapat digunakan untuk melihat apakah infeksi virus dengue tersebut
merupakan infeksi primer atau sekunder.
Jika hasil tes Anda menunjukkan IgG positif sedangkan IgM
rendah atau negatif, hal ini menandakan Anda pernah terinfeksi virus dengue
sebelumnya. Namun jika titer IgG Anda meningkat 4 kali lipat atau lebih besar,
misalnya pada pemeriksaan pertama 1:4.
Selanjutnya, berselang 2-4 minggu dilakukan pemeriksaan
kedua titer menjadi 1:64, artinya Anda telah mengalami infeksi virus dengue
akhir-akhir ini. Selanjutnya jika hasil IgM maupun IgG negatif artinya gejala
yang ditimbulkan bukan karena infesi virus dengue, mungkin karena penyebab yang
lain.
Pemeriksaan lab ini memang disediakan untuk mengetahui DBD.
Walaupun begitu, biasanya hasil lab DBD HAI memakan waktu yang cukup lama. Nah,
ketiga jenis pemeriksaan ini adalah tes yang sering dianjurkan oleh dokter
untuk mengetahui apakah Anda terjangkit virus demam berdarah atau tidak.
Oleh karena itu, sangat disarankan bagi Anda jika mengalami
gejala-gejala yang mirip dengan demam berdarah, segera periksakan ke dokter
untuk mendapatkan kepastian tersebut. Apa yang harus dipersiapkan sebelum
melakukan cek darah DBD?
Sebenarnya, tidak ada. Tes pemeriksaan penunjang DBD hanya
memerlukan sampel darah Anda untuk diteliti, sisanya akan diserahkan oleh
ahlinya dan Anda hanya tinggal menunggu saja.
Efek samping pemeriksaan cek darah DBD
Sangat kecil kemungkinannya efek negatif dialami oleh Anda.
Namun, setelah pengambilan darah, bisa saja Anda merasakan sedikit nyeri atau
memar. Biasanya, gejala tersebut akan hilang dalam beberapa jam saja.
Apabila Anda mendapatkan hasil yang positif dari pemeriksaan
laboratorium demam berdarah, maka segera konsultasikan kepada dokter Anda. Bagaimana
cara mengatasinya dan apakah Anda harus dirawat di rumah sakit secara intensif.
(Hello Sehat)
Editor: Sianturi