SALAM PAPUA (JAYAPURA)- Merayakan Natal sekaligus
beramal melalui konser musik digelar di Marora Coffee Beach Pantai Holtecam
Jayapura, Selasa malam (17/12/2024) yang dinisiasi oleh beberapa anak muda
yakni Rabecca Theresia, Michael Jakarimilena, Kristo Pizarro dan berbagai
pihak. Seperti Coffee GIG, Sampari Si Cenderawasih, Yayasan Matahari Timur
Indonesia, Wal Production, Studio Eight dan Marora Coffee Beach sendiri serta
Rumah Belajar Harvard.
Selain dihadiri para penonton umum, konser ini juga dihadiri
Penjabat Wali Kota Jayapura, Lukas Christian Sohilait.
Konser tersebut bertajuk Charity Concert dengan tema “Natalan
di Pantai” menampilkan beberapa penyanyi yakni Michael Jakarimilena, Kristo Pizzaro,
Liora Manurung dari Timika dan Nora Brauwen. Para penyanyi melantunkan
tembang-tembang bertema Natal, dan para penonton dapat menikmati makan malam
dengan santai sambil berdonasi, baik secara solo maupun duet dan kolaborasi
semua penyanyi.
Selain itu, pada malam konser tersebut juga menampilkan
Frans Wunungga, Itsyourqueen dan DBridge dengan konsep full band.
Konser Natal ini sendiri bertujuan untuk mengumpulkan donasi
bagi 1.500 anak di Jayapura dan Sorong dengan pembagian 900 paket Natal di Jayapura
dan 600 di Sorong, Papua Barat. Paket tersebut berisikan peralatan mewarnai
bagi anak-anak yang berisi gambar satwa endemik di Papua seperti Cenderawasih,
Kuskus, Kasuari dan satwa lainnya.
Dalam konser ini, para penonton juga ditantang untuk
memberikan open donation bingkisan natal Rp 50 ribu per anak dengan isi 1 buku
aktivitas, 1 set pensil warna dan 1 box konsumsi. Juga disediakan nomor rekening,
untuk memudahkan penonton menyumbang dalam bentuk uang.
Michael Jakarimilena atau akrab disapa Micky Idol kepada
Salampapua.com melalui sambungan telepon menjelaskan bahwa konser ini digelar
dadakan, karena para inisiator baru bertemu beberapa kali, lalu langsung menggelar
konser Natal perdana di Papua itu.
“Jadi kebetulan saya ada di Jayapura sama istri yang lagi
penelitian untuk studi di Perbatasan RI-PNG selama 6 bulan. Ketemu dengan Om Kristo
di Jakarta, Kak Rabecca, tercetuslah ide konser Natal itu. Dan meski sederhana,
namun mendapat sambutan hangat dari para penonton yang datang,” ujar Michael.
Menurutnya, konser dengan tema semacam ini merupakan
pertamakali digelar di Papua dan diharapkan akan berkelanjutan ke depan. Meski baru
pertamakali digelar, namun berjalan dengan elegan dan eksklusif, karena tamu sambil
makan malam bisa menikmati alunan musik dan para penyanyi, yang tidak diragukan
lagi kualitasnya.
“Sembari makan malam, dengan menu-menu yang tersedia dan
bebas memilih dan ada bagian dari paket makanan yang didonasikan untuk amal. Penonton
juga bebas bercerita atau bisa menyanyi di atas panggung,” terangnya.
Ke depan Micky berharap konser semacam ini bisa digelar lagi
dengan persiapan yang lebih matang, sehingga hasilnya pasti akan lebih bagus
lagi.
Sementara itu Rabecca mengatakan, bahwa konser ini sendiri
meski terkesan dadakan, namun antusias penonton sangat baik. Hanya beberapa
kali bertemu dan jadilah konser Natalan di Pantai tersebut. Para penyanyi
sendiri menjadikan konser ini sebagai social project pribadi, sehingga tidak ada
bayaran khusus.
“Para penonton dan penyanyi saling berinteraksi. Penonton bisa
memilih menu dan antusiasnya mereka bisa menyumbang sekian paket anak. Ke depan
konser ini akan kami persiapkan lebih baik lagi, sehingga target lebih besar. Mungkin
juga bisa melibatkan banyak pihak seperti pemerintah sehingga gaungnya jauh lebih
besar,” terang Rabecca.
Rabecca menambahkan, bahwa konser lanjutan ke depan akan
disesuaikan dengan kebutuhan dan akan ada tema-tema yang akan diusung, sehingga
target yang akan dicapai juga bakal lebih besar dan luas.
Sementara itu, Kristo Pizarro menjelaskan bahwa konsep musik
yang dibawa dalam setiap konser adalah seni dan pertunjukan yang membawa
lagu-lagu bertema, bagaimana membangun semangat kemanusiaan, lingkungan hidup
dan dengan tema intimate concept atau konsep keintiman,dalam setiap konser dan dilakukan di coffee
shop.
“Dari sisi bisnis kita selalu melibatkan para pengusaha kopi
Papua untuk UMKM. Dan di beberapa coffee shop yang sudah kita kunjungi, ada
hal-hal yang kita bangun. Misalnya jika datang membawa tumbler sendiri ke café,
dikasih diskon 20 persen. Karena kita juga menjaga lingkungan, jika tidak menggunakan
bahan-bahan plastik,” ujarnya.
Kristo yang sempat bertemu dengan Michael Jakarimilena dan
Istri di Melbourne, Australia dan sempat membicarakan berkolaborasi, lalu
kemudian bertemu lagi terus merencanakan charity concert tersebut.
“Gak nyangka juga konser kolaborasi kami bisa terwujud
dengan cepat. 2 tahun lalu juga kami sudah bikin di Waanal Coffee. Semoga ke
depan bisa melakukannya lagi,” ujarnya.
Menurutnya, dengan menyediakan 1.500 paket kepada anak-anak
di Papua, dapat membuat anak-anak yang menerimanya turut berbahagia karena
mereka dapat sesuatu yang bisa dipakai di saat Natal.
“Kalau di kota kan merayakan Natal sudah biasa, di sekolah,
gereja, rukun dan sebagainya. Nah kalau di kampung mungkin hanya tanggal 24
Desember malam. Dan belum tentu juga mereka dapat hadiah. Nah kita ingin
memberi mereka sesuatu yang bisa digunakan di sekolah. Makanya ada peralatan mewarnai
dengan tema satwa yang ada di Papua,” terangnya.
Dengan konsep social movement tambah Kristo yang juga seorang
guru ini, lagu-lagu yang dinyanyikan juga bertema lingkungan, juga melakukan
advokasi untuk menjaga lingkungan dan juga peduli dengan pemanasan global
selain dengan lagu-lagu Natal.
Penulis/Editor: Sianturi