SALAM PAPUA (TIMIKA)- Warga RT 2 Kampung Kaugapu, Distrik Mimika Timur, mengeluhkan tingginya risiko penularan malaria yang terus mengintai akibat buruknya kondisi lingkungan. Pada peringatan Hari Malaria Sedunia, Jumat (25/4/2025), seorang warga, Yovita Kapirapu, menyampaikan bahwa ia dan anak-anaknya kerap terjangkit malaria.

“Saya baru saja sembuh dari malaria, sekarang anak saya yang kena. Hari ini saja, ada lima orang yang sementara sakit,” ujar Yovita kepada Salampapua.com.

Yovita mengaku, layanan kesehatan dari Puskesmas Mimika Timur cukup rutin, baik melalui kunjungan langsung maupun pemeriksaan darah di fasilitas kesehatan. Namun, permasalahan utama justru terletak pada lingkungan sekitar rumah yang terus-menerus digenangi air karena tidak adanya sistem drainase yang memadai.

Meski warga secara mandiri melakukan berbagai upaya pencegahan seperti membersihkan lingkungan, membakar sampah, serta menguras tempat penampungan air, genangan yang terbentuk usai hujan tetap menjadi sarang berkembangbiaknya nyamuk malaria.

“Kami sudah berupaya, tapi tanpa drainase, air tetap tergenang dan jentik nyamuk makin banyak,” tambahnya.

Yovita dan warga lainnya berharap adanya perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Mimika, terutama melalui dinas teknis terkait, untuk: Membangun drainase permanen di wilayah tersebut, dan melakukan penimbunan lahan yang kerap tergenang air.

“Kami butuh kolaborasi, bukan hanya dari petugas kesehatan. Kalau lingkungan tetap seperti ini, penyakit tidak akan pernah hilang,” pungkasnya.

Penulis: Acik

Editor: Sianturi