SALAM PAPUA (TIMIKA)— Dalam upaya menggali potensi dan bakat
siswa, SD Inpres Timika II yang berlokasi di Karang Senang, Kabupaten Mimika,
Papua Tengah, menggelar Education Expo pada Jumat (23/5/2025). Kegiatan ini
mengangkat tema “Mental Wellness Through STEAM” dan melibatkan perwakilan Dinas
Pendidikan (Disdik), Dinas Kebudayaan, para kepala sekolah, serta orang tua
siswa.
Dalam sambutan tertulis Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Mimika yang dibacakan oleh Kepala Seksi Pendataan Bidang GTK, Roma Panjaitan,
S.Pd., M.Si., disebutkan bahwa kegiatan ini sangat penting sebagai ruang untuk
menggali dan menumbuhkan kemampuan anak.
“Di era saat ini, sekolah tidak lagi sekadar tempat belajar,
tetapi menjadi wadah bagi anak-anak untuk mengembangkan potensi mereka.
Pendidikan juga harus membentuk karakter dan akhlak, dimulai dari rasa takut
akan Tuhan, sebagai dasar masuknya pengetahuan,” ujar Roma.
Sementara itu Kepala SD Inpres Timika II, Sherly Sere, SPd
MPd menyampaikan bahwa tema yang diangkat tidak sekadar slogan, tetapi
merupakan bagian dari visi besar untuk menciptakan lingkungan belajar yang
sehat secara fisik, mental, emosional, dan sosial.
“Kami ingin menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga
kesehatan diri, mengelola stres, membangun hubungan yang positif, dan
menciptakan komunitas sekolah yang saling peduli,” ujarnya.
Sherly menambahkan bahwa pendekatan STEAM (Science,
Technology, Engineering, Arts, Mathematics) dipilih sebagai metode pembelajaran
inovatif yang mendorong siswa berpikir kritis, berkolaborasi, dan memecahkan
masalah melalui integrasi berbagai disiplin ilmu.
“Melalui STEAM, kami tidak hanya mengajarkan teori, tetapi
juga memberikan pengalaman nyata dan relevan dengan tantangan zaman sekarang
dan masa depan,” jelasnya.
Education Expo ini merupakan gelaran kedua yang dilakukan SD
Inpres Timika II. Kegiatan ini juga menjadi ruang untuk memamerkan hasil karya
siswa, seperti kerajinan tangan dari bahan daur ulang yang memiliki nilai guna
dalam kehidupan sehari-hari.
Ketua Komite Sekolah, Elieser Kararbo, menyatakan
dukungannya terhadap kegiatan tersebut.
“Kami melihat langsung hasil nyata dari kegiatan belajar siswa. Komite akan terus mendukung kegiatan seperti ini yang sangat berdampak pada perkembangan kreativitas dan karakter anak-anak,” tegasnya.
Elieser juga mengajak para orang tua untuk melanjutkan
nilai-nilai yang ditanamkan di sekolah ke lingkungan rumah agar menjadi bekal
berharga, khususnya bagi siswa kelas VI yang akan melanjutkan ke jenjang
berikutnya.
“Proses pembelajaran seperti ini adalah fondasi penting
untuk mencetak generasi muda yang mampu membangun bangsa,” pungkasnya.
Usai pembukaan yang menampilkan berbagai tarian Nusantara
dan lagu-lagu, para undangan juga mengunjungi 15 stand yang dibuat oleh para
siswa kelas VI. Adapun stand tersebut membuat berbagai macam produk.
Alat yang dibuat setiap kelompok adalah hand grip, roket air,
jembatan miniature, dumbel, skipping role, samsak, barbel, ankle weight
(dempel), taman miniature, miniatur welness school, emotional expression art
game, digital creativities for literation habit, kettball, puzzle dan bantal
relaksasi strawberry.
Penulis: Evita
Editor: Sianturi