SALAM PAPUA (TIMIKA)- Hormon bahagia adalah sebutan untuk
beberapa jenis hormon dalam tubuh yang berperan untuk menjaga emosi dan
perasaan tetap positif. Hormon-hormon ini bekerja dengan cara mengirimkan
sinyal ke otak dan memicu perasaan gembira dan nyaman, serta menghilangkan
stres atau rasa sakit.
Dalam kehidupan sehari-hari, keseimbangan hormon bahagia
sangat penting untuk menjaga perasaan dan emosi, sehingga Anda dapat melewati
momen stres dengan baik. Ketika hormon ini bekerja dengan optimal, hal ini
dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental Anda.
Sebaliknya, ketika jumlah hormon bahagia tidak seimbang,
Anda bisa lebih rentan mengalami stres dan gangguan mental, seperti depresi,
psikosis, dan gangguan cemas.
Hormon Bahagia dan Jenisnya
Hormon bahagia terdiri dari 4 jenis dan masing-masing hormon
ini memiliki perannya masing-masing. Berikut ini adalah berbagai jenis hormon
bahagia tersebut:
1. Dopamin
Dopamin adalah hormon yang memberikan perasaan senang serta
meningkatkan fokus, motivasi, rasa percaya diri, dan kebiasaan positif. Hormon
ini diproduksi di otak, khususnya saat reward system di otak diaktifkan.
Dopamin bisa muncul saat Anda berhasil mencapai tujuan,
mendapatkan sesuatu yang diinginkan, mendapatkan penghargaan, atau melakukan
aktivitas yang memberikan kepuasan maupun merupakan hobi, misalnya bernyanyi
atau melukis.
Selain memberikan perasaan bahagia, dopamin juga berperan
penting dalam mengatur tekanan darah, meningkatkan memori, dan pergerakan
tubuh.
Kekurangan dopamin dapat menyebabkan kurangnya motivasi,
badan terasa lelah, gangguan mental, hingga penyakit Parkinson. Sebaliknya,
kelebihan dopamin yang tidak terkontrol dapat memicu adiksi atau kecanduan,
halusinasi, dan perilaku impulsif.
2. Serotonin
Serotonin adalah hormon yang berperan untuk mengatur suasana hati, siklus tidur, nafsu makan, dan fungsi otak. Hormon bahagia ini diproduksi di otak, tepatnya di bagian batang otak. Selain itu, serotonin juga banyak ditemukan di usus.
Hormon ini membantu menjaga keseimbangan emosi serta
memberikan rasa tenang dan bahagia. Selain itu, kadar serotonin yang cukup juga
dapat mencegah stres dan berbagai gangguan mental lainnya, termasuk depresi.
Kekurangan serotonin dapat menyebabkan gangguan tidur,
perubahan suasana hati atau mood swing, serta kehilangan nafsu makan. Sementara
itu, kelebihan serotonin dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti halusinasi,
dada berdebar, dan agitasi atau kecemasan.
3. Endorfin
Endorfin merupakan hormon yang diproduksi sistem saraf dan
kelenjar pituitari. Hormon ini dilepaskan oleh tubuh saat Anda beraktivitas,
seperti olahraga, tertawa, maupun menjalani aktivitas yang disukai atau hobi.
Endorfin berfungsi untuk meredakan stres, nyeri, dan rasa
sakit, serta menimbulkan perasaan bahagia. Selain itu, endorfin juga dapat
membuat mood jadi lebih baik, sehingga tubuh pun menjadi lebih rileks dan
nyaman.
Kekurangan endorfin dapat membuat tubuh jadi lebih mudah
merasa nyeri serta meningkatkan risiko anxiety dan depresi.
4. Oksitosin
Oksitosin merupakan hormon yang sering dijuluki sebagai
hormon cinta. Pasalnya, hormon ini berperan dalam memperkuat ikatan emosional
antarindividu. Oksitosin dilepaskan saat Anda berada dalam momen intim, seperti
berpelukan, bermesraan, dan beragam interaksi lainnya.
Selain mempererat hubungan romantis, hormon ini juga
berperan penting dalam membentuk hubungan antara orang tua dan anak. Tidak
hanya itu, oksitosin juga membantu menurunkan stres serta meningkatkan rasa
aman dan nyaman.
Jika kadar oksitosin dalam tubuh terlalu rendah, Anda akan
kesulitan dalam membentuk dan mempertahankan hubungan dengan orang lain.
Hormon Bahagia dan Cara Meningkatkannya
Keempat hormon bahagia saling berperan dalam menciptakan
keseimbangan emosi dan kebahagiaan secara keseluruhan. Unutk meningkatkan
produksi hormon bahagia, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, di antaranya:
Habiskan waktu di luar rumah dan beraktivitas di bawah sinar
matahari, seperti berjalan di taman kota, bersepeda, atau pergi ke pantai. Luangkan
waktu untuk berolahraga atau melakukan aktivitas fisik lainnya.
Habiskan waktu dengan teman atau orang terdekat dengan
berbagai aktivitas yang menyenangkan dan dapat meningkatkan mood. Lakukan hobi
atau aktivitas baru yang menyenangkan, seperti memasak makanan favorit,
mendengarkan musik, dan membaca buku. Ciptakan momen romantis bersama pasangan.
Lakukan meditasi, hindari stres berlebih, serta istirahatlah yang cukup.
Berbagai kegiatan di atas dapat membantu meningkatkan
produksi dopamin, serotonin, endorfin, dan oksitosin. Hormon bahagia memiliki
peranan yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan emosi dan kesehatan
tubuh secara keseluruhan. Menjaga kestabilan hormon ini dapat membantu kita
menjalani kehidupan yang lebih produktif dan bermakna.
Nah, apabila Anda kerap merasakan adanya gangguan pada
hormon bahagia yang ditandai dengan mood swing, kecemasan berlebih, serta
gangguan tidur hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, jangan ragu untuk
berkonsultasi dengan psikolog. Dengan demikian, Anda dapat membagikan perasaan
yang sedang dirasakan, serta mendapatkan solusi yang tepat untuk memulihkannya,
tanpa khawatir merasa dihakimi. (Alodokter)
Editor: Sianturi