SALAM PAPUA (TIMIKA) – Intelektual Distrik Amungkalpia,
Kabupaten Puncak, Edy Mom, mendesak Bupati Puncak Elvis Tabuni dan Wakil Bupati
Naftali Akawal untuk segera mengevaluasi pengelolaan anggaran di enam kampung
dalam sepuluh tahun terakhir.
Edy menyebutkan, selama satu dekade terakhir, pengelolaan
anggaran di Kampung Amungkalpia, Bela, Bemoki, Omplaga, Alama, dan Tagalarama
tidak transparan. Ia menilai, pembangunan tidak terlihat dan dampaknya tidak
dirasakan oleh masyarakat.
“Saya sampaikan ini berdasarkan keluhan langsung dari
masyarakat. Mereka merasa tidak ada pembangunan nyata yang dilakukan oleh para
kepala kampung. Karena itu, saya minta Bupati dan Wakil Bupati segera melakukan
evaluasi,” ujar Edy saat ditemui Salampapua.com di Timika, Rabu (18/6/2025).
Ia menilai, tertutupnya pengelolaan anggaran di enam kampung
itu menimbulkan kecurigaan adanya penyalahgunaan dana yang hanya menguntungkan
oknum-oknum tertentu.
“Mayoritas warga masih mengeluhkan belum memiliki rumah. Itu
salah satu indikator nyata. Saya sebagai bagian dari masyarakat dan intelektual
dari sana merasa prihatin. Saya harap Bupati memanggil dan mengevaluasi kinerja
enam kepala kampung itu,” tegasnya.
Edy juga meminta agar dilakukan audit menyeluruh terhadap
penggunaan dana di enam kampung tersebut. Ia menilai, sebelum laporan
pertanggungjawaban (LPJ) selama 10 tahun terakhir dievaluasi, Pemerintah
Kabupaten Puncak sebaiknya menunda penyaluran anggaran tahun 2025.
“Bupati Elvis adalah mantan kepala kampung, tentu beliau
tahu apa yang seharusnya dilakukan kepala kampung. Maka saya harap beliau bisa
bertindak tegas,” imbuhnya.
Salah satu anggaran yang dipertanyakan adalah dana desa.
Menurut Edy, banyak masyarakat hanya mendengar nama dana desa, namun tidak
pernah merasakan manfaatnya secara langsung.
“Saya bicara bukan karena kepentingan pribadi, tapi ini
murni suara masyarakat di enam kampung itu,” tandas Edy.
Penulis: Acik
Editor: Sianturi