SALAM PAPUA (BALI) – Dalam rangka menyongsong Harmony Award
2025, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Mimika melanjutkan studi
komparatif dengan mengunjungi Kompleks Puja Mandala, di Kelurahan Benoa,
Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (25/6/2025).
Rombongan dipimpin oleh Ketua FKUB Mimika, Dr. Jeffrey C.
Hutagalung, M.Phil, didampingi jajaran pengurus, anggota, serta perwakilan
Pemerintah Kabupaten Mimika, antara lain Sekretaris Badan Kesbangpol Alfaziah,
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mimika Gabriel Rettobyaan, dan insan
pers dari Mimika.
Kompleks Puja Mandala menjadi tujuan penting karena dikenal
sebagai simbol kuat kerukunan umat beragama di Indonesia. Di lokasi ini berdiri
berdampingan lima rumah ibadah dari lima agama resmi, yaitu Masjid Agung Ibnu
Batutah (Islam), Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa (Katolik), Gereja
Protestan Bukit Doa (Protestan), Vihara Buddha Guna (Buddha), dan Pura
Jagatnatha (Hindu).
Rombongan disambut hangat oleh Ketua Paguyuban Umat Beragama
Kompleks Puja Mandala, Drs. I Wayan Solo, dan Pastor Gereja Katolik Bunda
Segala Bangsa, RD. Adianto Paulus Harun. Kunjungan berlangsung dalam suasana
penuh keakraban.
Menurut Drs. Wayan Solo, Puja Mandala bukan sekadar kompleks
peribadatan, tetapi juga destinasi wisata religi yang unik dan sarat nilai.
“Ini adalah simbol nyata kehidupan beragama yang harmonis. Di sini, umat lintas
agama tidak hanya beribadah berdampingan, tetapi juga saling mendukung dalam
berbagai kegiatan sosial-keagamaan,” ujarnya.
Ia menambahkan, perayaan hari besar keagamaan dari berbagai
agama kerap berlangsung hampir bersamaan di lokasi yang sama, menunjukkan
tingginya toleransi antar umat. Kompleks ini juga kerap dikunjungi wisatawan
domestik dan mancanegara karena keunikan dan nilai pluralismenya.
Puja Mandala dibangun atas prakarsa Bali Tourism Development
Corporation (BTDC) pada tahun 1994 dan diresmikan pada 22 Desember 1997.
Awalnya, ide ini muncul untuk mengakomodasi kebutuhan umat Muslim—yang
mayoritas pendatang dari Jawa—yang kesulitan membangun masjid di wilayah Nusa
Dua. Namun dalam perkembangannya, inisiatif ini meluas menjadi kompleks
peribadatan untuk lima agama resmi di Indonesia kala itu.
Lima Rumah Ibadah di Puja Mandala: Masjid Agung Ibnu Batutah.
Bangunan ini berarsitektur tumpang susun khas Jawa dan mampu menampung hingga
3.000 jamaah. Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa yang memiliki menara
tunggal dan menyediakan misa dalam Bahasa Indonesia dan Inggris.
Gereja Protestan Bukit Doa menggabungkan unsur arsitektur
modern dengan nuansa tradisional Bali. Sedangkan Vihara Buddha Guna dikenal
dengan ornamen putih keemasan dan patung gajah putih di gerbang utama. Pura
Jagatnatha, Pura megah khas Bali dengan ukiran indah, tangga naga, dan gerbang
monumental.
Ketua FKUB Mimika, Dr. Jeffrey Hutagalung, menyampaikan
apresiasinya atas sambutan hangat yang diterima. Ia menegaskan bahwa kunjungan
ini sangat bermanfaat bagi FKUB Mimika dalam menyusun strategi kerukunan yang
kontekstual di Papua.
“Sesuai harapan Bupati dan Wakil Bupati Mimika, kami
berkomitmen meraih Harmony Award tahun ini. Puja Mandala memberi inspirasi
konkret bagaimana membangun kerukunan antarumat beragama yang berkelanjutan,”
ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Kesbangpol Mimika, Alfaziah,
menekankan bahwa Pemkab Mimika selama ini konsisten mendampingi FKUB dalam
memperkuat moderasi beragama. Namun, ia juga menyoroti tantangan lokal seperti
persoalan lahan dalam pembangunan rumah ibadah di Papua.
“Kami mohon dukungan dan doa agar kerukunan seperti ini bisa
terwujud juga di Mimika. Tantangan seperti akses lahan memang nyata, tapi
semangat gotong royong dan toleransi adalah kuncinya,” tegasnya.
RD. Adianto Paulus Harun menambahkan bahwa umat di Gereja
Katolik Bunda Segala Bangsa berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan luar
negeri. “Dalam setiap perayaan keagamaan, kami saling mendukung satu sama lain.
Itu sebabnya, gesekan jarang sekali terjadi di sini,” tuturnya.
Sebagai bentuk apresiasi dan kenang-kenangan, Ketua FKUB
Mimika menyerahkan cenderamata kepada Drs. I Wayan Solo, sedangkan Sekretaris
Kesbangpol Mimika menyerahkan cenderamata kepada RD. Adianto Paulus Harun.
Acara ditutup dengan ramah tamah dan sesi foto bersama.
Kompleks Puja Mandala hingga kini menjadi salah satu
destinasi wisata religi paling ikonik di Bali dan tetap terjaga sebagai simbol
hidup damainya keberagaman umat beragama di Indonesia.
Penulis/Editor: Sianturi