SALAM PAPUA (TIMIKA) – Lapangan bola kaki Kuala Kencana
menjadi saksi sejarah dalam dunia olahraga Indonesia dengan suksesnya
penyelenggaraan turnamen Ultimate Frisbee pertama di Papua bertajuk “Da Jungle
Hat Tournament”, Kamis (5/6/2025).
Turnamen ini menghadirkan lima tim yang bertanding sepanjang
hari dalam format Hat Tournament suatu sistem di mana pemain mendaftar secara
individu dan kemudian dibagi ke dalam tim berdasarkan pengalaman, usia,
atletisme, dan keterampilan.
Ketua Panitia, John Joseph Wandikbo, menjelaskan bahwa
format ini bertujuan menciptakan pertandingan yang seimbang, kompetitif, dan
sekaligus menjadi ruang belajar. Para pemain mendapatkan kesempatan untuk
beradaptasi dengan dinamika permainan baru, membangun kerja sama lintas latar
belakang, dan mengembangkan keterampilan dalam suasana kompetitif yang positif.
“Ini bukan sekadar olahraga rekreasi. Di bawah terik
matahari Papua, para pemain melewati empat pertandingan intens dengan jeda
hanya 30 menit hingga satu jam. Ini juga ujian fisik dan mental,” jelas John.
Turnamen ini juga menghadirkan “Spirit Circle” usai setiap
laga—sebuah tradisi dalam Ultimate Frisbee di mana tim saling memberi semangat,
refleksi, dan penghargaan atas sportivitas. Hadiah MVP dan Spirit of the Game
menjadi bagian dari upaya menanamkan nilai kejujuran, rasa hormat, dan
kegembiraan dalam bermain.
Salah satu ciri istimewa dari turnamen ini adalah penggunaan
format Divisi Campuran (Mixed), yang mempertemukan pemain laki-laki dan
perempuan dalam satu tim. Format inklusif ini mendorong kesetaraan gender,
meningkatkan partisipasi perempuan, serta mencerminkan nilai global Ultimate
Frisbee.
“Kami ingin membuktikan bahwa dari komunitas kecil di Papua,
kami bisa membangun gerakan besar,” kata John.
Olahraga ini pertama kali diperkenalkan di Kuala Kencana
pada 2022 oleh pelatih Rachel Lorenzen. Dari sana, komunitas Papua Ultimate
lahir dan berkembang pesat. Dua atlet muda, Chaterine dan Agnes, kemudian
mewakili Papua di Nusantara Cup di Bali—turnamen Ultimate terbesar di
Indonesia.
Tonggak penting lainnya tercapai ketika pada akhir 2024,
tiga atlet asal Papua—Pua, JJ, dan Chaterine terpilih masuk Tim Nasional
Indonesia, Garuda, yang akan bertanding di Malaysia Ultimate Open (MUO) 2025.
“Mereka kini membawa nama Papua dan Indonesia di kancah
internasional,” ujar John bangga.
Respon positif dari peserta dan penonton memunculkan harapan
agar turnamen seperti ini digelar rutin dua kali setahun sebagai persiapan
menuju Nusantara Cup dan pembinaan jangka panjang.
Visi ke depan Papua Ultimate meliputi: menyelenggarakan Hat
Tournament secara berkala, membentuk klub-klub di Timika, Kuala Kencana, dan
Tembagapura, mewakili Papua secara nasional setiap tahun dan menyeleksi pemain
terbaik untuk ajang internasional.
John juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung, termasuk PTFI, FM, Papua Sports Union, Bakors, Rimba Papua
Hotel dan Golf, International SOS SRM, serta para relawan dan panitia.
“Da Jungle bukan hanya sebuah kompetisi, ini adalah awal
dari gerakan. Saat cakram terus beterbangan di langit Papua, kami ingin dunia
tahu ini baru permulaan,” tutupnya.
Penulis: Evita
Editor: Sianturi