SALAM PAPUA (TIMIKA)- Gejala mata minus tidak hanya ditandai
dengan penglihatan kabur saat melihat objek yang berjarak jauh, tetapi juga
bisa berupa kepala pusing dan mata lelah. Keluhan tersebut tentunya akan
mengganggu aktivitas sehingga perlu ditangani dengan tepat.
Mata minus dalam istilah medis disebut sebagai miopia.
Kondisi yang juga dikenal sebagai rabun jauh ini merupakan suatu gangguan
ketajaman penglihatan yang membuat penglihatan penderitanya tidak dapat fokus
pada objek yang berjarak jauh. Akibatnya, objek akan terlihat kabur.
Gejala mata minus biasanya disebabkan oleh beberapa hal,
seperti membaca dengan jarak yang terlalu dekat dengan mata, jarang melakukan
kegiatan di luar ruangan, dan kebiasaan menatap layar gawai terlalu lama.
Selain itu, orang yang memiliki keluarga dengan miopia juga lebih rentan
mengalami kondisi yang sama.
Gejala Mata Minus
Beberapa gejala mata minus yang mungkin dialami penderitanya
adalah sebagai berikut: Penglihatan kabur saat melihat objek yang berjarak jauh,
sakit kepala, mata tegang dan sering menyipitkan mata untuk melihat objek yang
jauh.
Mata lelah ketika melakukan aktivitas yang membutuhkan
penglihatan jarak jauh, seperti saat mengemudi atau berolahraga, kecenderungan
untuk duduk lebih dekat dengan layar TV atau computer dan sering memegang benda
dekat dengan wajah.
Biasanya, orang dewasa dengan mata minus akan merasakan
ketidaknyamanan dalam melakukan aktivitas yang melibatkan kemampuan visual.
Kondisi ini kemudian akan disadari sebagai masalah dengan penglihatan mereka.
Sementara itu, kondisi mata minus pada anak-anak akan lebih
sulit dikenali karena mereka biasanya tidak menyadari gejalanya. Oleh sebab
itu, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mengetahui adanya gejala mata
minus pada anak.
Ada beberapa tingkah laku anak yang mengindikasikan gejala
mata minus, misalnya menyipitkan mata terus-menerus, berkedip berlebihan,
sering menggosok mata, bahkan penurunan prestasi di sekolah.
Cara Menangani Gejala Mata Minus
Berbagai gejala mata minus akan membaik saat kondisi ini
ditangani dengan baik. Meskipun mata minus merupakan kondisi yang tidak dapat
disembuhkan, gejala mata minus dapat ditangani dengan beberapa cara berikut:
1. Menggunakan kacamata
Cara paling umum yang dapat dilakukan untuk mengatasi gejala
mata minus adalah dengan menggunakan kacamata. Pembuatan kacamata untuk
penderita mata minus adalah dengan menggunakan lensa korektif yang dirancang
untuk dapat membelokkan cahaya saat memasuki mata.
Dengan begitu, cahaya akan jatuh tepat pada retina dan
memperjelas ketajaman penglihatan.
2. Menggunakan lensa kontak
Jika Anda tidak menyukai kacamata, Anda juga dapat mengatasi
gejala mata minus dengan menggunakan lensa kontak. Lensa kontak terbuat dari
bahan khusus yang lembut dan fleksibel karena dirancang untuk menempel langsung
pada kornea. Cara kerjanya pun sebenarnya sama dengan kacamata, yakni dengan
membelokkan cahaya agar jatuh tepat pada retina.
3. Menjalani bedah refraksi
Bedah refraksi merupakan prosedur operasi mata dengan
menggunakan laser. Prosedur operasi ini bertujuan untuk memperbaiki bentuk
kornea mata sehingga cahaya yang masuk bisa jatuh dengan tepat pada retina dan
memberikan penglihatan yang jelas.
Ada beberapa prosedur bedah refraksi yang dapat dilakukan
dokter, seperti laser-assisted in situ keratomileusis (LASIK), photorefractive
keratectomy (PRK), dan small incision lenticule extraction (SMILE). Namun,
prosedur ini tidak bisa dilakukan pada semua orang dan memiliki beberapa efek
samping, seperti mata kering, mata merah, dan infeksi.
4. Menggunakan metode orthokeratology
Orthokeratology atau Ortho-K merupakan prosedur nonbedah
yang dilakukan dengan cara menggunakan lensa kontak saat tidur. Metode ini
dilakukan dengan tujuan memperbaiki bentuk kornea mata untuk sementara.
Meskipun lensa kontak Ortho-K hanya dipasang saat tidur,
kornea mata dapat mempertahankan bentuk barunya sepanjang hari. Dengan begitu,
Anda dapat melihat dengan jelas tanpa menggunakan kacamata atau lensa kontak.
5. Menggunakan tetes mata atropin dosis rendah
Selain beberapa cara di atas, gejala mata minus juga dapat
diatasi dengan menggunakan obat tetes mata atropin dosis rendah. Biasanya, obat
ini digunakan untuk melebarkan pupil sebelum pemeriksaan dan operasi mata.
Namun, metode ini juga dapat digunakan untuk memperlambat perkembangan mata
minus pada anak-anak dan remaja.
Nah, itulah beberapa gejala mata minus dan penanganannya.
Namun, pencegahan tetap menjadi hal terbaik yang dapat Anda lakukan.
Untuk mencegah mata minus, Anda disarankan untuk membatasi
waktu penggunaan gawai. Setiap 2 jam melihat layar, istirahatkan mata
setidaknya selama 15 menit. Hindari membaca dalam gelap atau pencahayaan yang
minim serta cukupi asupan vitamin A, vitamin C, dan lutein. (Alodokter)
Editor: Sianturi