SALAM PAPUA (NABIRE) – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW)
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Papua Tengah, Freny Anouw, S.IP, menyoroti
isu penanganan masalah kemanusiaan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di
wilayah Papua Tengah.
Ia menegaskan, kritik terhadap persoalan HAM tidak
seharusnya hanya diarahkan kepada Gubernur, tetapi juga kepada Bupati dan DPRD
di masing-masing daerah yang memiliki tanggung jawab langsung terhadap kondisi
masyarakat di wilayahnya.
“Bupati dan DPRD di daerah tidak melaporkan situasi kepada
Gubernur, berarti daerah aman-aman saja. Mereka kurang maksimal menangani
masalah di daerah,” tegas Freny kepada Salam Papua, Sabtu (8/11/2025) sore.
Menurutnya, dalam sistem pemerintahan, Bupati dan DPRD
merupakan perpanjangan tangan pemerintah provinsi, sedangkan Gubernur adalah
perpanjangan tangan pemerintah pusat. Karena itu, penanganan persoalan
kemanusiaan dan HAM tidak bisa dibebankan pada satu pihak saja.
“Kamu jangan kritik Gubernur saja. Kritik juga Bupati dan
DPRD setempat, MRP Papua Tengah, hingga Menteri HAM. Semua punya peran dan
kewenangan dalam penyelesaian masalah HAM,” ujarnya.
Freny menilai, hingga kini belum terlihat adanya kolaborasi
efektif antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten dalam menangani
masalah kemanusiaan di Papua Tengah. Hal ini, menurutnya, menjadi catatan
terhadap kinerja DPRD yang dinilai masih belum optimal.
Ia menekankan pentingnya sinergi dan komitmen semua pihak
berwenang, baik eksekutif maupun legislatif, agar penyelesaian persoalan HAM di
Papua Tengah dapat dilakukan secara menyeluruh dan tidak sekadar menjadi isu
politik semata.
“Kalau Bupati dan DPRD diam saja, berarti tidak ada laporan
dan seolah-olah daerah aman. Padahal bisa saja banyak persoalan di bawah yang
tidak tersampaikan,” katanya.
Freny juga mengingatkan bahwa hubungan antara Bupati, DPRD,
dan Gubernur bersifat fungsional serta administratif, bukan alat politik untuk
saling menjatuhkan.
Ia berharap semua pihak bekerja sesuai fungsi masing-masing
untuk memperkuat sistem pemerintahan daerah, terutama dalam menangani isu
kemanusiaan dan HAM di Papua Tengah.
Penulis: Elias Douw
Editor: Sianturi

