SALAM PAPUA (TIMIKA) - Ratusan warga suku Amungme dan
Kamoro menggelar aksi protes di depan Graha Emeneme Yauware Timika, Kabupaten
Mimika, Kamis (22/2/2024).
Aksi protes dilakukan karena warga menduga maraknya praktik
politik uang pada penyelenggaraan Pemilu 14 Februari 2024 di Kabupaten Mimika,
sehingga perolehan suara terbanyak didominasi oleh para Caleg yang merupakan
bukan orang asli Papua (non OAP) dan menutup peluang bagi Caleg OAP dari suku
Amungme dan Kamoro untuk menduduki kursi legislatif di Daerah ataupun di
Provinsi Papua Tengah.
Ratusan warga dua suku asli di Kabupaten Mimika ini mendesak
agar KPU Mimika menetapkan Caleg terpilih mengacu pada kesepakatan pertemuan
antara MRP-PPT, Bupati Mimika, Forkopimda Mimika dan Tokoh Masyarakat di Hotel
Cenderawasih 66 Timika pada 8 Februari 2024 lalu.
Warga meminta pemerintah dan aparat penegak hukum untuk mengusut
tuntas serta mengembalikan hak-hak OAP yang dirampas, membatalkan dan meninjau
kembali perhitungan suara di tingkat PPD dan KPU untuk DPRD Kabupaten Mimika
dan DPRD Provinsi Papua Tengah karena suara yang ada hasil money politic,
pembelian surat suara dan mobilisasi suara untuk mencoblos berulang kali di
TPS-TPS yang melibatkan oknum Kepala Distrik, Kepala Kampung, guru dan KPPS.
"DPRD Kabupaten Mimika milik suku Amungme, Kamoro dan
Papua. Toleransi untuk Caleg Non Papua tiap suku 1 orang. Oknum Kepala Distrik,
Kepala Kampung, Guru dan KPPS yang terlibat harus diberi tindakan tegas dan
diproses hukum sesuai ketentuan yang berlaku," desakan warga yang tergabung dalam Forum Penuntut Hak
Masyarakat Adat Suku Amungme-Kamoro ini.
Pantauan salampapua.com, aspirasi warga diterima Ketua KPU
Mimika Dete Abugau dan didampingi Ketua Bawaslu Mimika Frans Wetipo.
Ketua KPU Mimika, Dete Abugau mengatakan bahwa aksi yang
dilakukan warga dalam menyampaikan aspirasi di muka umum merupakan hak seluruh
warga. Namun Dete mengaku tidak dapat memberi janji untuk menjawab tuntutan
warga, sehingga dirinya meminta agar dilakukan pertemuan khusus bagi perwakilan dua suku guna mencari solusi dari
tuntutan warga.
"Saya senang dan apresiasi atas aksi warga, tapi saya
minta perwakilan supaya bisa kita bicarakan bersama," katanya.
Penulis: Acik
Editor: Jimmy