SALAM PAPUA (TIMIKA) – Hari Tuberkulosis Sedunia selalu diperingati setiap tanggal 24 Maret, dimana tema Hari Tuberkulosis Sedunia tahun 2024 adalah “Yes! We Can End TB” ("Ya, Kita Bisa Mengakhiri TBC"), yang menegaskan pentingnya kesadaran, pendidikan dan tindakan bersama dalam memerangi penyakit menular yang telah ada sejak lama ini.

Dalam momentum hari TBC Sedunia tahun 2024 ini, PT Freeport Indonesia (PTFI) melalui Tim Divisi Community Health Development (CHD) menggelar promosi kesehatan pengenalan dan pencegahan penyakit TBC kepada siswa-siswi SD Ayuka, Distrik Mimika Timur Jauh, Kabupaten Mimika, pada Kamis (21/3/2024).

Direktur & EVP Sustainable PTFI, Claus Wamafma mengatakan, PTFI bersama Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Dinas Kesehatan terus bekerja sama dalam menyelesaikan masalah penyakit Tubercolosis (TBC) melalui kemitraan erat dengan rumah sakit, Puskesmas dan lembaga kesehatan lainnya dalam meningkatan aksesibilitas pengujian dan pengobatan masyarakat.

“PTFI menempatkan kesehatan dalam prioritas tinggi termasuk di dalamnya eliminasi TBC. Kami menjalankan program bersama pemangku kepentingan termasuk masyarakat untuk pemberantasan TBC secara berkelanjutan lewat program TOSS yakni Temukan Obati Sampai Sembuh,” kata Claus dalam rilis yang diterima salampapua.com dari Corporate Communications PTFI, Jumat (29/3/2024).

Claus mengungkapkan, upaya PTFI dalam program pemberantasan TBC sudah dimulai sejak tahun 1996 berupa dukungan pemeriksaan kasus TB di Puskesmas Timika dan Wania serta promosi kesehatan terkait TBC. PTFI juga mendirikan Klinik TBC yang kini sudah diserahterimakan kepada Pemkab Mimika. Pada tahun 2023, kunjungan pasien ke klinik TBC tahun 2023 berjumlah 7.184 orang, sedangkan kunjungan Voluntary Counseling & Testing (VCT) TBC di klinik sebanyak 961 kunjungan. Berdasarkan data dari Tim CHD PTFI, pasien TBC yang telah dinyatakan sembuh sejak tahun 1996-2023 berjumlah 5798 pasien dan yang melakukan pengobatan sebanyak 10.230 pasien.

Selain itu, PTFI juga mendukung Puskesmas Timika dalam menyampaikan penyuluhan kepada masyarakat, yang dilakukan dengan memperhatikan beberapa aspek yakni tingkat pendidikan, sosial, ekonomi, maupun ketersediaan waktu masyarakat.

Penyuluhan dilakukan melalui kelompok kecil, dimana kader dapat menggunakan metode ceramah ataupun diskusi dan saling bertukar pikiran. Suasana pertemuan berlangsung santai namun tetap diikuti secara serius oleh warga.

“Sasaran kami adalah pasien, keluarga pasien, hingga kelompok kecil masyarakat,” kata Claus.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra mengatakan bahwa persoalan besar Mimika saat ini adalah menggerakkan semua sektor termasuk masyarakat agar menjaga perilaku serta lingkungannya sebab TBC sangat mudah menular.

“Kasus TBC di Mimika masih tinggi dan masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama. Pada tahun 2022 lalu keberhasilan pengobatan mencapai lebih dari 76 persen dengan kemampuan mendeteksi lebih dari 90 persen,” kata Reynold.

Dikutip dari Siaran Pers Kementerian Kesehatan pada 22 Maret 2024, berdasarkan Global TBC Report tahun 2023, Indonesia menjadi negara kedua tertinggi kasus TBC setelah India dengan estimasi sebanyak 1.060.000 kasus dan angka kematian sebesar 134.000 per tahun. Angka tersebut lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Editor: Jimmy