GITARIS Prodigy piawai, Wesley Nuis (38) asal Belanda, yang telah berkiprah di kancah dunia musik Internasional khususnya di Eropa ternyata ada keturunan Indonesianya.

Wesley Nuis, yang saat ini berdomisili di kota The Hague, Belanda, memiliki kharisma dengan karakter ramah yang selalu menebar seyum berpesan kepada generasi muda di Papua agar di dalam belajar untuk mengembangkan minat dan bakat di dunia seni harus dengan rasa “fun and enjoy”, senang dan menikmatinya tanpa keterpaksaan.

Wesley Nuis acap kali tampil di depan puluhan ribu penonton di berbagai festival prestisius di Eropa bersama group band dari penyanyi terkenal Davina Michelle, Bakermat, juga pernah bersama artis kawakan Gers Pardoel di awal karirnya, 2Unlimited, Liptease, Idance (2011- 2015). Juga pernah aktif meramaikan festival Java Jazz 2013 di Jakarta.

Wesley merupakan lead gitaris dari artis terkenal, Davina Michelle yang telah mengeluarkan banyak kreasi yang dapat dinikmati melalui akun media sosialnya seperti IG, FB, YouTube, dan Spotify. Bisa dilihat di Wesley Nuis, Davina Michelle: www.wesleynuis.com.

Sebagai inovator musikal, Wesley di umur 11 tahun memilih instrumen gitar sebagai pilihan mengikuti arahan dari ayahnya Don Nuis yang berasal dari Solo dan Ibunda Grace Nuis-van Gemert dari Bandung. Dia menimba ilmu seninya di Pop/Sessie di Conservatorium Haarlem dan MBO Zadkine College Popacademie 2005/2011 dan Zandvliet College 2002. Di tengah kesibukannya, Wesley juga menyempatkan diri untuk mengajar seni musik di SMA setempat, dan pernah mensponsori seluruh murid ajarnya untuk mengikuti konsernya yang dipenuhi 80.000 pengunjung.

Ada sebuah cerita menarik yang dikisahkan Wesley saat dirinya mendaftar di salah satu institusi musik favorit di Belanda. Dia sempat ditolak saat mendaftar menjadi siswa di sekolah musik tersebut, namun hal itu tidak menyurutkan tekadnya untuk terus berlatih, berkreasi dan berkarya melalui talenta gitarnya. Saat setelah memiliki beberapa portfolio di bidang musik, Wesley kemudian kembali mencoba untuk mendaftar menjadi siswa di sekolah yang dulu pernah menolaknya tersebut. Dan saat diterima, Wesley ternyata tidak jadi masuk ke sekolah itu karena baginya hal itu hanya sebagai sebuah tindakan mau membalas penolakannya, yang dia sebuat sebagai penolakannya secara elegan, dan berkata “kalian dulu menolak saya.”

Pengaruh musik dari darah Indonesianya, “Begawan Solo”  di aransemen keroncong ala Wesley di akun Youtubenya sangat kental karena dari usia dini orang tua yang memperkenalkan genre keroncong.

Musisi berdarah Indonesia ini juga ternyata tidak dapat mengelak dari warna musik Indonesia. Hal ini dibuktikan saat begitu apik mengaransemen lagu “Bengawan Solo” dengan genre Keroncong ala Wesley di akun YouTubenya. Diapun mengaku bahwa genre Keroncong sudah dikenalkan orang tuanya kepadanya sejak dari usia dini.

Musisi dunia seperti Eric Clapton, Jimmy Hendrix, Stevie Ray Vaughn, John Mayer, Extreme, Phillip Sayce turut mempengaruhi musikalitas Wesley Nuis.

Wesley yang juga mendalami seni beladiri Karate sejak duduk di bangku Sekolah Dasar hingga saat ini, dia kombinasikan secara dinamis dan progresif saat sedang perform bersama gitar andalannya.

Penulis: Charley Sirait & Zainul Huda

Editor: Jimmy