SALAM PAPUA (TIMIKA) - Adanya keluhan dari penjagal babi di Mimika terkait penjualan daging babi dampak virus African Swine Fever (ASF) yang saat ini mewabah di Timika, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Mimika masih menyiapkan pemetaan titik-titik rawan virus tersebut.

Kabid Kesehatan Hewan Disnakkeswan Kabupaten Mimika, drh. Bakti Erma Surfani mengatakan, pihaknya masih sementara melakukan pembahasan terkait pembukaan rumah potong daging babi dan juga penjagal daging babi di Pasar Sentral Timika.

“Sementara kita masih menggodok terkait penjualan daging babi, kita memang belum bisa memberikan imbauan-imbauan, bagaimana mau menjual kalau pertiap hari 100 ekor babi mati karena ASF,” ujarnya kepada salampapua.com saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (21/2/2024).

Bakti mengaku pihaknya juga saat ini sementara melakukan koordinasi untuk menentukan pemetaan titik-titik rawan ASF.

“Titik merah itu kebanyakan di bagian Kota Timika, kalau di wilayah Iwaka masih titik hijau, masih bisa dibilang aman, titik-titik ini yang mau kita petakan,” ungkapnya.

Menurut dia, penutupan penjualan babi di Pasar merupakan langkah Disnakkeswan untuk mengurangi penyebarannya, sebab hanya melalui hasil uji tes laboratorium yang dapat memastikan babi sehat untuk dijual. Dia pun mengimbau sebaiknya penjual daging babi saat melakukan penjualan bisa memberikan keterangan tempat ternak babinya.

“Kalau bisa yang berjualan jangan hanya menuliskan daging babi sehat namun bisa memberikan keterangan asal kandang ternak babinya di mana,” jelasnya.

Ia menambahkan, untuk babi yang telah mati karena virus ASF sebanyak 1.726 ekor pertanggal 20 Februari 2024 sore. inilah yang membuat DPKH masih terus mencari solusi penekanan penyebaran virus ASF.

“Kita terus mencari solusinya, dari tahun lalu kita sudah memberikan imbauan untuk larangan kepada masyarakat tidak membawa olahan daging babi dalam bentuk sosis, bakso, kerupuk kulit, dendeng dan lain-lain ke Timika. Jadi kami hanya minta masyarakat untuk bersabar, sebab apabila masyarakat masih tetap menjual daging babi, tidak ada jaminan virus tidak menyebar,” tutupnya.

Penulis: Evita

Editor: Jimmy