SALAM
PAPUA (TIMIKA) - PT Freeport Indonesia (PTFI)
membangun jembatan penghubung antara Kampung Banti 2 ke Banti 1, Distrik
Tembagapura, Kabupaten Mimika, untuk memperlancar akses transportasi warga
antarkampung, mempercepat pendistribusian hasil pertanian, dan mendekatkan
akses warga terhadap fasilitas kesehatan dan air bersih.
“Pada momentum HUT ke–57 PTFI, kami ingin
masyarakat di sekitar area operasional merasakan manfaat nyata kehadiran
perusahaan. Salah satunya membangun jembatan penghubung yang merupakan akses
penting bagi warga Kampung Banti 2 dan Banti 1,” kata Senior Vice President
(SVP) Sustainable Development PTFI, Nathan Kum, setelah Peletakan Batu Pertama
Pembangunan Jembatan Banti 2 ke Banti 1, Minggu (7/4/2024).
Nathan mengatakan pembangunan jembatan untuk
masyarakat Banti ini merupakan bagian dari MoU Program 3 Desa dengan masyarakat
Banti. Spesifikasi jembatan meliputi panjang 36 meter, lebar 4,7 meter, dan
kapasitas maksimum 35 ton. Pembangunan direncanakan tuntas pada awal 2025.
“Jembatan dibangun mengikuti standar aturan
pemerintah. Jika sebelumnya sesuai dengan MoU Program 3 Desa, kapasitas
jembatan hanya 10 ton tetapi aturan SNI saat ini minimal kapasitas jembatan
ditingkatkan menjadi 35 ton,” katanya.
Dengan kapasitas yang lebih besar, lanjut
Nathan, jika sebelumnya jembatan ini hanya bisa dilalui kendaraan kecil,
nantinya jembatan baru bisa dilalui kendaran besar seperti bus atau truk
sehingga memudahkan akses transportasi untuk warga.
Hadir dalam acara peletakan batu pertama
pembangunan jembatan penghubung Banti 2 dan Banti 1, antara lain Vice president
(VP) Papuan Affairs Division Soleman Faluk, Manager CLO Marthinus Badii, TE
Community Affairs Kornel Gartner, para Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Kampung
Waa-Banti. Hadir pula perwakilan Kadistrik Tembagapura, Kapolsek Tembagapura
dan Danramil Tembagapura bersama Satgas Tergelar (TNI/Polri).
Berbagi
di Gereja
Selain kegiatan peletakan batu pertama
pembangunan jembatan penghubung Kampung Banti 2 dan Banti 1, PTFI juga mengunjungi
Gereja Jemaat Yerussalem Banti 2 yang baru selesai direnovasi oleh PTFI bersama
pemerintah desa setelah diterjang longsor beberapa waktu lalu.
Di Gereja ini warga mengikuti perayaan ibadah
syukur bersama dalam rangka HUT ke57 PTFI yang dihadiri oleh gabungan 5 Jemaat
Gereja yang ada, diantaranya Jemaat Gereja Yerussalem Banti 2, Jemaat Gereja
Betlehem Banti 1, Jemaat Gereja Sinai Opitwak, Jemaat Gereja Antiokia Kimbeli,
dan Jemaat Gereja Pison Kimbeli.
PTFI menyerahkan bantuan 500 buah kursi lipat
untuk Jemaat Gereja Yerussalem Banti 2 dan serta paket bahan makanan untuk
warga.
“Terima kasih atas bantuan dan dukungan kepada
masyarakat sehingga bisa menjalankan kehidupan dengan baik, terlebih lagi
dengan bantuan berupa kursi lipat dan bahan makanan semoga bisa dimaanfaatkan
dengan baik,” kata Ketua Klasis Gereja Waa-Banti Pdt. Kristian Jangkup.
Kristian mengatakan masyarakat Banti dan
jemaat gereja turut merasakan kontribusi PTFI di dalam HUT ke-57 bersama
masyarakat sekitar wilayah operasi tambang.
“Ini menjadi bukti tanda peduli PTFI terhadap
masayarakat yang ada disekitar wilayah operasi, terutama masyarakat 7 Suku,”
tambah Pdt.Kristian.
Selain memulai pembangunan jembatan dan
penyerahan fasilitas gereja, PTFI juga merevitalisasi beberapa titik di kampung
Waa Banti, di antaranya pembangunan monumen di lapangan sekolah Banti,
pemasangan tempat sampah portable di beberapa titik jalan, perbaikan selang air
bersih, perbaikan akses jalan menggunakan pasir batu gravel, pengecatan halte
bus Banti dan lainnya.
HUT PTFI diperingati setiap 7 April. Pada
momentum HUT ke-57, mengangkat tema “Berkarya untuk Indonesia” sebagai komitmen
serta keteguhan hati seluruh karyawan dalam memberikan karya terbaik bagi
negeri. Operasi perusahaan yang dibangun di atas nilai-nilai Safety, Integrity,
Commitment, Respect, dan Excellence (SINCERE) diharapkan dapat terus memberikan
yang terbaik bagi Indonesia.
Editor: Jimmy