SALAM PAPUA (TIMIKA) - Menyusul adanya rencana pelepasan tambahan saham PT Freeport Indonesia (PTFI) sebesar 10% kepada Pemerintah Republik Indonesia, masyarakat pemilik hak ulayat suku Amungme melalui Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (LEMASA) meminta agar pemerintah Indonesia memberikan penjelasan yang pasti.

Ketua LEMASA, Menuel Jhon Magal mengatakan bahwa sebelumnya pengambilalihan saham PTFI oleh Pemerintah Indonesia sebesar 51%, kemudian secara mengejutkan belum lama ini PTFI kembali melepas tambahan saham 10% sebagai salah satu syarat perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) setalah 2041, itu berarti saham pemerintah Indonesia meningkat menjadi 61%.

"Dulu yang soal 51% ke pemerintah Indonesia dan pembagiannya ke Pemprov dan Pemkab Mimika saja belum ada kejelasannya, lalu sekarang bertambah menjadi 61%. Jadi kami minta penjelasan yang serius dari Pemerintah Indonesia dan PTFI," ungkapnya, Sabtu (6/4/2024).

Atas pembagian saham itu, maka dirinya mempertanyakan pemerintah Indonesia dan PTFI McMoRan (FcX) menaruh masyarakat Amungme sebagai pemilik hak ulayat ke posisi mana?

"Kami masyarakat Amungme sebagai pemilik hak ulayat minta supaya hal ini dijelaskan dan ingin agar pemerintah Indonesia masih menghargai kami," ujarnya.

PTFI juga harus memberi keterangan ke media di mana posisi masyarakat pemilik hak ulayat. Demikian juga halnya Pemerintah Republik Indonesia harus menjawab bahwa masyarakat pemilik hak ulayat adalah warga Indonesia yang setara dengan warga Indonesia lainnya dari Sabang sampai Merauke.

"Kami pemilik hak ulayat mau dihargai dan diposisikan setara dengan warga negara Indonesia lainnya," ujarnya.

Jika perhitungkan soal modal, maka masyarakat pemilik hak ulayat suku Amungme juga sebagai pemilik modal berupa gunung, tanah, sungai dan isinya. Pemerintah Indonesia dan FcX juga pemilik modal, tetapi berupa teknologi, SDM dan uang.

"Karena itu pemilik hak ulayat harus sejajar bersama pemerintah Indonesia dan FcX. Karena itu kami tegaskan supaya kami sebagai pemilik ulayat juga harus dihormati," katanya.

Penulis: Acik

Editor: Jimmy