SALAMPAPUA (TIMIKA)- Apakah Anda salah seorang yang
suka mengunyah sirih dengan buah Pinangnya? Kalau iya, ayuk kita simak ada satu
wilayah di Indonesia yang gemar sekali mengunyah buah Pinang. Wilayah ini
berada di paling Timur Indonesia, yes betul sekali. Papua. Mengapa masyarakat
Papua gemar memakan buah pinang? Berikut kupasannya.
1. Perjalanan Tradisi Menginang di Papua
Menginang atau mengunyah buah Pinang dipengaruhi oleh
masyarakat Austronesia yang bermigrasi ke pesisir dan pulau-pulau kecil Papua
pada pertama kalinya.
Menurut catatan riset, tradisi Menginang sudah hadir 3000
tahun yang lalu pada masa prasejarah di masyarakat pesisir Papua. Namun
sekarang tradisi ini sudah menyebar sampai ke masyarakat pegunungan.
2. Buah Pinang menjadi penggerak ekonomi
Di kawasan pegunungan, masyarakat Papua baru mulai menginang
pada tahun 1960 an dan tradisi ini menjadi salah satu bukti interaksi panjang
antar suku atau kelompok masyarakat di Papua.
Sebagai pohon yang mayoritas tumbuh di dataran rendah atau
pesisir, pengiriman buah Pinang ke wilayah Pegunungan,.menjadi komoditas
unggulan di Papua.
3. Manfaat Menginang ala Papua
Buah pinang banyak mengandung manfaat bagi tubuh jika
dikonsumsi secukupnya. Khasiat buah pinang menurut penelitian, mampu menjaga
kesehatan pencernaan, gigi, menghilangkan bau mulut, detoksifikasi, Bijinyapun
mengandung senyawa yang berkhasiat menjadi anti depresant dan menambah stamina.
4. Awas Bikin ketagihan
Tradisi Menginang ini eksis dikalangan anak kecil hingga
orang dewasa di Papua. Dengan racikan buah pinang, sirih dan kapur, Menginang
memiliki sensasi nikmat tersendiri bagi masyarakat Papua.
5. Buah Pinang menjadi simbol keakraban Di Papua.
Buah pinang akan banyak ditemui di pasar-pasar,
warung-warung. Bahkan pada acara adat di Papua. Tradisi ini menjadi lambang
keakraban dan persaudaraan bagi masyarakat Papua. Jadi, apabila anda ditawari
menginang di Papua sebaiknya tidak ditolak, itu artinya anda disambut lebih
akrab oleh masyarakat lokal di sana. (RRI.co.id)
Editor: Sianturi