SALAM
PAPUA (TIMIKA) – PSSI telah merilis 4 grup hasil drawing
(undian), Jumat (17/5/2024), dari 16 klub sepakbola yang berhasil meraih juara
grup dan runner up di babak 32 Besar dan akan bertanding di 16 Besar Liga 3
Nasional 2023/2024, yang dijadwalkan akan digelar pada 19-24 Mei 2024.
Namun menjadi diskusi yang cukup viral di
antara para pecinta sepakbola di tanah air saat mengetahui dan merasa ada
keanehan dimana 3 klub yang lolos ke babak 16 Besar, yakni Adhyaksa Farmel FC,
Persibo Bojonegoro, dan Persikot Tangerang, CEO-nya adalah Eko Setyawan yang
merupakan Exco PSSI dan Plt Ketua Asprov PSSI DKI Jakarta.
Melalui fakta ini, ada yang menaruh curiga
terjadinya “permainan di bawah meja” oleh orang dalam PSSI di Liga 3 Nasional
kali ini. Pasalnya, seorang pecinta sepakbola Indonesia yang tidak mau disebutkan
namanya mempertanyakan saat pembagian grup di babak 16 Besar Liga 3 Nasional
dilakukan drawing tapi tidak dilakukan saat pembagian grup di babak 32 Besar.
“Ini aneh, kenapa di 32 besar sebelumnya tidak
ada drawing tapi di 16 besar dilakukan drawing? Pantas jika kita curiga ada
indikasi permainan di lingkaran PSSI karena ternyata diketahui salah seorang
Exco PSSI merupakan CEO dari 3 klub yang lolos ke 16 Besar. Bisa saja ada conflict
of interest di sini, seperti pengaturan skor, penempatan tempat pertandingan di
kandang sendiri untuk menguntungkan tim yang CEO-nya adalah Exco PSSI, dan
bentuk-bentuk kecurangan lainnya,” ujarnya.
Di samping itu, di sebuah grup WhatsApp
pelatih-pelatih sepakbola Indonesia, yang sampai ke tangan redaksi
salampapua.com, turut ramai membahas terkait fakta ini.
“Eko saat ini jadi salah satu exco yang
mengerikan. 3 klub liga 3 semua lolos. 1 Plt DKI digenggam erat gak mau KLB. 16
klub di 16 besar nasional liga 3 ini nantinya akan menjadi voter di kongres
tahunan PSSI tanggal 10 juni 2024. Ada agenda apa kira-kira sampai mas eko
ngepul 3 suara buat di kongres nanti? Dan 1 suara tambahan lain karena mas Eko
ini juga Plt Asprov DKI. Jadi total 4 suara di kongres nanti. 1 exco 3 klub 4
suara. Kita nantikan drama sepakbola selanjutnya. Yakin masih boleh mimpi piala
Dunia???” ungkap seorang anggota grup tersebut dengan emo tertawa.
Menanggapi fakta tersebut, Exco PSSI dan
mantan Plt Ketua Asprov PSSI Papua Pegunungan, Kairul Anwar mengatakan bahwa terlepas
di belakangnya itu apakah CEO atau bukan, kemudian babak 16 besar itu didrawing
ulang, itu kewanangannya memang ada di PSSI. Permasalahannya adalah, walaupun tim
itu CEO-nya adalah Exco PSSI namun timnya bagus atau tidak? Jika timnya tidak
bagus tapi lolos terus, silahkan dikritisi.
“Karena begini, setiap kali kita rapat
eksekutif komite, Ketum PSSI Erick Tohir selalu bilang “rule”, itu yang tegas
disampaikan kepada kita semua. Jadi saya yakin juga kawan-kawan yang memiliki
klub itu tidak berani mengintervensi kebijakan. Kebetulan saya berada di bawah komite
hukum, jadi saya tahu betul kebijakan yang dilakukan Ketum itu seperti apa,”
ungkapnya kepada salampapua.com melalui sambungan telepon.
Saat ditanya terkait fakta adanya drawing di
babak 16 besar namun tidak dilakukan di babak 32 Besar Liga 3 Nasional saat
ini, Kairul mengatakan agar melihat regulasi di Liga 3 Nasional itu sendiri.
“Teman-teman yang menaruh curiga dengan hal
tersebut, silakan mendalami regulasi Liga 3 Nasional. Jika ternyata memang ada
penyimpangan yang dilakukan, maka dipersilakan untuk melaporkan ke PSSI. Pak
Erick Tohir itu tidak anti kritik, jika ternyata memang ada yang salah, pasti
beliau akan turun sendiri. Sebetulnya kita ingin membawa perubahan semuanya,
tidak ada yang tidak transparan. Itu yang kita gaungkan dari awal hingga detik
hari ini,” tegasnya.
Sementara itu, melansir dari
bolaskor.merahputih.com, Eko Setyawan membantah memiliki 3 klub di Liga 3
Nasional. Menurutnya secara legal dirinya hanya pemilik klub Adhiyaksa Farmel
FC.
“Secara legal formil,
saya hanya memiliki satu klub, yakni Adhiyaksa Farmel FC dan Farmel Isvil
Football Academy. Sedangkan untuk klub Persibo Bojonegoro dan Persikota
Tangerang itu bukan milik saya. Saya lahir dan besar di Bojonegoro.
Pasti ada ikatan emosional dengan kota kelahiran. Namun sekali lagi itu bukan
klub milik saya. Lalu apa salahnya jika saya juga memberikan dukungan, masukan,
nasihat untuk kemajuan sepak bola di tanah kelahiran saya Bojonegoro? Demikian
pula dengan Persikota. Betul saya tinggal di Kota Tangerang dan usaha bisnis
juga di Kota Tangerang. Tetapi sama dengan yang di Bojonegoro, Persikota juga
bukan milik saya. Sekali lagi apa salahnya jika hanya memberikan masukan,
nasehat, dan dukungan untuk kemajuan sepak bola di daerah saya lahir dan kini (di
kota) saya tinggal (kota Tangerang)? Sebagai Exco PSSI sangat wajar jika saya
kemudian dimintai pendapat, masukan, karena saya dianggap mengerti tentang
sepak bola,” ungkapnya.
Penulis/Editor: Jimmy