SALAM PAPUA (TIMIKA)- Suku Dani merupakan suku yang
tinggal di dataran tinggi Pulau Papua. Hingga dekade terakhir abad ke-20, Suku
Dani masih terisolasi dari dunia luar. Mereka menanam umbi-umbian, beternak
babi, dan menggunakan kapak batu yang dipoles seperti yang dilakukan nenek
moyang mereka 50.000 tahun yang lalu.
Terdapat sekitar 250.000 ribu orang suku Dani tinggal di
pegunungan tengah, sebagian banyak di desa-desa kecil diantara lereng gunung
yang curam. Suku Dani membangun gubuk berbentuk bulat atau lonjong yang terbuat
dari jerami dan kayu serta beratap rumbia tebal untuk melindungi hujan. Desa
mereka dikelilingi pagar atau tembok batu. Umumnya, mereka merupakan petani
dari ladang kecil yang dibatasi dengan jelas.
Berdasarkan jurnal.unismuhpalu.ac.id, laki-laki dan
perempuan Suku Dani tidur terpisah di gubuk yang berbeda. Hal ini dikarenakan
tradisi lama yang menganggap seks adalah pantangan bagi wanita setelah
melahirkan, selama dua sampai lima tahun. Akibatnya, suku Dani membesarkan
anak-anak lebih sedikit tetapi lebih sehat, karena fokus para wanita adalah
mengasuh anak selama tahun-tahun pertama kehidupan anak mereka.
Hal lain yang menambah keunikan dari suku Dani adalah
banyaknya tradisi-tradisi yang menghiasi kehidupan mereka sehari-hari. Berikut
tradisi-tradisi menarik Suku Dani yang perlu Anda ketahui.
1. Tradisi Pesta Babi
Salah satu perayaan utama dalam tradisi suku Dani adalah
pesta babi. Umumnya pesta babi diadakan untuk acara pernikahan, pemakaman,
maupun acara penting lainnya. Babi yang akan digunakan dalam perayaan akan
disembelih setelah sebelumnya dibunuh, dengan cara tradisional dengan busur dan
anak panah kemudian dimasak dalam oven tanah tradisional.
Dalam menyiapkan oven ini, biasanya mereka tidak menggunakan
korek api atau sejenisnya, melainkan mereka menggunakan batu yang digosok kedua
sisinya hingga timbul percikan api. Upacara akan memakan waktu hampir sepanjang
hari dan diakhiri dengan duduk dan berbicara hingga sore hari. Kadang-kadang
turis dan wisatawan asing juga mungkin mendapat undangan, hal ini dimaksudkan
jika mereka sedang mengadakan pesta babi secara berbayar.
2. Tradisi Mumi
Tradisi mumi merupakan tradisi yang dilakukan dengan cara
mengawetkan jenazah leluhur mereka melalui cara-cara yang terbilang unik.
Mereka akan menjemur dan memasukkan jenazah almarhum leluhur mereka ke dalam
goa. Umumnya umur mumi ini cukup panjang, bahkan hingga sampai 300 tahun.
3. Tradisi Perang
Menurut suku Dani, tradisi perang suku disimbolkan sebagai
bentuk harga diri yang harus dijaga pada zaman dahulu. Terkadang mereka harus
merebutkan wilayah mereka antara desa atau suku yang berbeda. Itu sebabnya suku
Dani dijuluki sebagai suku pemburu kepala paling ditakuti di Papua. Namun,
untuk saat ini perang hanya dijadikan tontonan untuk para wisatawan yang
berkunjung.
Tradisi iki palek bagi masyarakat suku Dani merupakan
tradisi yang melambangkan duka atau berkabung ketika salah satu anggota
keluarga meninggal dunia. Rasa sakit ketika kehilangan satu jari, bagi mereka
sudah cukup untuk melambangkan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.
Menariknya tradisi ini wajib dilakukan bagi perempuan ketika
memiliki kerabat yang meninggal. Dengan alasan kemanusiaan dan hak asasi,
pemerintah Indonesia telah melarang adanya tradisi ini, namun banyak yang
menduga bahwa tradisi ini masih tetap dilaksanakan meskipun tidak seperti dulu.
(Tempo.co)
Editor: Sianturi