SALAM PAPUA (TIMIKA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab)
Mimika melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Mimika melakukan pengukuran
dan publikasi stunting aksi 7.
Aksi konvergensi dan koordinasi terpadu intervensi penurunan
stunting terintegrasi ini diikuti oleh Puskesmas di Mimika, OPD terkait dan
dibuka langsung oleh Pj Bupati Mimika, Valentinus S Sumito yang dilaksanakan di
Hotel Horison Ultima, Kamis (31/10/2024).
Valentinus dalam sambutannya mengatakan, berdasarkan survei
Kesehatan Indonesia Kementrian Kesehatan RI (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting
di Mimika berada pada posisi 24,7 persen. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian
serius bagi Pemkab.
“Pelaksanaan pengukuran ini bertujuan untuk membangun
komitmen Pemkab Mimika bersama stakeholder terkait, dalam mengambil
langkah-langkah supaya percepatan penurunan stunting dapat terwujud,”
ucapnya.
Valentinus mengungkapkan, prevalensi stunting Mimika
paling baik di Mimika namun hal tersebut tidak membuat dirinya puas, sebab dari
kabupaten lainnya APBD Pemkab Mimika sangatlah besar.
“Angka tersebut saya tidak puas, karena anggaran kita besar
capaian kita cuma seperti itu. Kita tidak mungkin dibandingkan dengan kabupaten
lainnya. Kita harus jauh di atas kabupaten lain di Papua,” ungkap Valentinus.
Sementara itu, Kepala DP3AP2KB Hermalina W. Imbiri
mengatakan, percepatan penurunan stunting (PPS) di Kabupaten Mimika
telah masuk pada aksi ke-7 yaitu pengukuran dan publikasi stunting,
dimana pada aksi ke-7 ini telah dilakukan pengukuran status gizi anak, sesuai
umur yang telah dilaksanakan di seluruh Posyandu di Kabupaten Mimika. Kemudian
melakukan pengukuran prevalensi , mulai dari tingkat kampung/kelurahan, distrik
dan kabupaten secara berkala.
“Selanjutnya kita melaksanakan audit kasus stunting oleh Tim
Pakar yang telah dilaksanakan, dan hari ini hingga 1 November 2024 akan
difokuskan pada publikasi stunting, dengan peserta seluruh Puskesmas
Mimika dan seluruh OPD Pengampu PPS Mimika,” ucapnya.
Penulis: Evita
Editor: Sianturi