SALAM PAPUA (TIMIKA)– Dalam upaya mengkampanyekan Anti-Perundungan dan Kontrol Penggunaan Smartphone, sebanyak 20 siswa SD Inpres Timika 2 didampingi oleh tiga guru melaksanakan kegiatan Outing Class ke kantor Amiete Papua Grup, yang membawahi Salampapua.com, Kamis (24/4/2025). Tema kegiatan ini adalah "Pengembangan Sekolah Sehat Mental untuk Mendukung Gerakan Sekolah Sehat" dengan topik utama "Kontroling Penggunaan Gadget."

Rombongan disambut hangat oleh karyawan Amiete Papua Grup. Para siswa datang mengenakan selempang bertuliskan Duta Anti-Perundungan. Kegiatan dimulai dengan pengenalan perusahaan secara umum, dilanjutkan dengan tur ke ruang podcast, redaksi, dan ruang rapat.

Pemimpin Redaksi Salampapua.com, Sampe Sianturi, menjelaskan proses produksi berita, mulai dari pembuatan dengan konsep 5W+1H, pengeditan naskah dan foto, hingga publikasi di website. Ia juga menjelaskan tentang sertifikasi wartawan melalui Uji Kompetensi Wartawan (UKW) untuk jenjang muda, madya, dan utama.

Para siswa tampak antusias dan aktif mencatat informasi yang disampaikan. Mediana Sitompul, mewakili pihak sekolah, menjelaskan bahwa SD Inpres Timika 2 yang terletak di SP 2 adalah sekolah pertama di kawasan tersebut, dengan jumlah murid mencapai 958 siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 yang berasal dari latar belakang beragam.

"Karena jumlah siswa cukup banyak, kerap terjadi kasus perundungan, baik yang disengaja maupun tidak. Untuk itu, sekolah membentuk tim berisi tujuh guru dan melibatkan siswa untuk memantau dan menangani langsung di kelas masing-masing," ujar Mediana.

Dari total siswa, terpilih 80 Duta Anti-Perundungan melalui seleksi lisan dan tulisan. Mereka dilatih untuk mampu menyelesaikan kasus perundungan secara bijak. Kampanye ini juga didasari hasil survei internal yang menunjukkan bahwa penggunaan gadget berlebihan menjadi faktor utama gangguan kesehatan mental siswa.

“Dalam survei yang dilakukan, orang tua mengeluhkan penggunaan gadget yang berlebihan sebagai penyebab stres dan menurunnya konsentrasi belajar,” tambahnya.

Mediana juga menekankan pentingnya peran orang tua untuk mengedukasi anak bahwa bullying dapat menyebabkan dampak psikologis serius. Kampanye ini terbukti efektif dengan penurunan kasus perundungan hingga 40 persen.

Selain itu, ia mengingatkan bahwa perundungan kini juga terjadi melalui media sosial, sehingga penting bagi orang tua untuk mengawasi penggunaan gadget anak-anak setiap hari.

Kegiatan ditutup dengan kampanye melalui video edukasi dan yel-yel kreatif bertema gadget:

"Ingat, gadget itu alat, bukan hidupmu. Gunakan gadget secukupnya, bukan sepenuhnya!"

Dua siswa juga berhasil mendapatkan merchandise setelah menjawab pertanyaan seputar materi yang diberikan. Sebagai bagian dari riset berkelanjutan, sekolah juga telah melakukan kunjungan ke beberapa institusi seperti Perpustakaan Daerah, Sekolah SLB, Dinas Kesehatan, Dinas Kominfo, serta P2TP2A Mimika. Kunjungan ditutup dengan ramah tamah dan sesi foto bersama.

Penulis/Editor: Sianturi