SALAM PAPUA (NABIRE) – Dalam upaya mewujudkan program
pendidikan gratis di Provinsi Papua Tengah sebagai salah satu program unggulan
Gubernur Meki Nawipa dan Wakil Gubernur Deinas Geley, Pemerintah Provinsi
(Pemprov) Papua Tengah menggelar dialog terbuka bertajuk “Merumuskan kebijakan
bersama, mewujudkan pendidikan berkualitas, inklusif dan berkeadilan” yang
diselenggarakan di aula Kantor Gubernur Papua Tengah, Nabire, Kamis siang (17/4/2025).
Adapun sekolah, lembaga dan yayasan pendidikan yang dihadirkan
pada dialog yang dibuka secara resmi oleh Gubernur Meki Fritz Nawipa tersebut
adalah Sekolah GENIUS, Yayasan Serafim, Program Sekolah Sepanjang Hari (UNIPA),
Yayasan Pelayanan Desa Terpadu (PESAT), Sekolah Papua Harapan, SMA Negeri 3
Buper Jayapura, Jesuit Indonesia, Majelis Pendidikan Kristen, Yayasan Dharma
Bakti Karya, Sekolah Pelita Harapan, Universitas Pelita Harapan, Yayasan Kaki
Dian Emas, Sekolah Presiden, Sekolah Bagimu Negeri, Yayasan PPPK Petra
Surabaya, Charis National Academy, Yayasan Kalam Kudus, Sekolah Ciputra,
Yayasan Ipeka dan Universitas Presiden.
Sementara yang menjadi panelis adalah Pdt.DR. Yance Nawipa,M.Th,
DR.Ir.Agus Sumule, Apolonarius Yogi,B.Soc.Sc.,M.Sc dan Lutfi Firdaus,S.Pd,M.Pd.
Gubernur Papua Tengah Meki Nawipa dalam sambutannya pada
pembukaan kegiatan mengungkapkan bahwa pendidikan adalah jalan utama menuju
perubahan yang berkelanjutan.
“Seperti kita ketahui bersama, Provinsi Papua Tengah
menghadapi berbagai tantangan dalam dunia pendidikan, seperti akses pendidikan
yang belum merata, keterbatasan sarana dan prasarana, kurangnya tenaga pengajar
di daerah terpencil, serta disparitas ekonomi yang menyebabkan banyak anak yang
tidak mampu melanjutkan sekolah,” ungkapnya.
Namun menurut Meki, di balik tantangan tersebut, masih tetap
ada harapan. Banyak lembaga dan yayasan pendidikan telah terlebih dahulu
mengambil inisiatif dengan memberikan beasiswa, membangun sekolah-sekolah
sederhana di pedalaman, serta mempraktikkan pendidikan berbasis budaya lokal
yang relevan dengan kehidupan anak-anak di Papua Tengah. Inisiatif ini menjadi
inspirasi bagi Pemprov Papua Tengah untuk merumuskan kebijakan pendidikan
gratis dan berkualitas, dari jenjang PAUD hingga SMA/SMK, baik negeri maupun
swasta.
“Kita menyadari bahwa pendidikan bukan sekadar tanggung jawab
pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab kolektif. Dialog hari ini adalah
bentuk konkret dari semangat kolaborasi, tempat kita duduk bersama, saling
mendengarkan, dan saling menguatkan demi masa depan generasi muda Papua Tengah,”
ujarnya.
Untuk itu Dia mengatakan bahwa Pemprov Papua Tengah membuka
ruang sebesar-besarnya bagi kontribusi lembaga atau yayasan pendidikan dalam
proses perumusan dan pelaksanan kebijakan pendidikan gratis, agar tidak ada
lagi anak di Provinsi Papua Tengah yang tertinggal pendidikannya (no one left
behind) karena keterbatasan ekonomi.
“Kita akan mengidentifikasi wilayah-wilayah prioritas yang
perlu segera mendapat intervensi, termasuk kondisi sekolah, tenaga pendidik,
serta kebutuhan siswa. Pemerintah siap menjalin kemitraan strategis dan
berkeadilan dengan semua pihak yang memiliki komitmen terhadap pendidikan,”
tuturnya.
Penulis/Editor: Jimmy