SALAM PAPUA
(TIMIKA) - Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Mimika melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) berkolaborasi dengan Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan
Kamoro (YPMAK) pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk
membahas Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Pembahasan ini
dilakukan dalam Kick Off Lokakarya Pilar 1 STBM dengan target Kabupaten Mimika
di tahun 2027 bebas dari ‘open defecation free’ (ODF) atau bebas Buang Air
Besar Sembarangan (BABS), yang dilaksanakan di Aula Bappeda Jalan Mayon Timika,
Selasa (24/6/2025).
Kick Off ini juga
melibatkan Yayasan RUMSRAM, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis,
perwakilan setiap Puskesmas, dua Lembaga Adat, dan kepala kampung.
Dalam sambutan Bupati
Mimika Johannes Rettob yang dibacakan Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan
Setda Mimika, Inosensius Yoga Pribadi mengatakan, seluruh OPD teknis, kepala
distrik, dan kepala kampung wajib menjalankan instruksi Bupati yakni Mimika
harus mencapai ODF pada tahun 2027.
Sebab permasalahan
sanitasi bukan sekedar urusan teknis Dinas Kesehatan (Dinkes), namun ini
persoalan lintas sektor yang berdampak luas terhadap kualitas hidup masyarakat,
derajat kesehatan, hingga upaya pencegahan stunting.
“Program stop BABS
harus kita pandang sebagai agenda prioritas pembangunan daerah yang wajib kita
jalankan secara kolektif dan terintegrasi. Tahun 2027 seluruh kampung dan
kelurahan di Mimika wajib bebas dari praktik ODF,” ujarnya.
Untuk target BABS ini,
Bupati Mimika Johannes Rettob pun membagi tugas untuk setiap OPD. Dimana Dinas
Kesehatan sebagai pilar pelatihan kader pemicu STBM dan pelaporan capaian ODF,
Dinas PUPR sebagai pilar pembangunan infrastruktur sanitasi dasar, Dinas PMK
sebagai pengawas serta alokasi dana kampung, Dinsos dan Dinas Pemberdayaan
Perempuan sebagai pendukung pada kelompok rentan, Disdik sebagai pengedukasi
sanitasi di sekolah dan penyediaan sarana sanitasi, DLH sebagai pengawas dampak
lingkungan, pengembangan teknologi ramah lingkungan serta kebijakan berketahanan
iklim, Bappeda sebagai yang mengintegrasi program, pengawalan target dalam
RPJMD, Renstra dan Musrenbang.
“Terkhusus kepada
kepala Bappeda Mimika diarahkan untuk mengawal dan memastikan seluruh OPD
Teknis menindaklanjuti instruksi Bupati terkait percepatan ODF 2027, melakukan
sinkronisasi program dan kegiatan sanitasi agar tercermin dalam RKPD, Renja OPD
dan Rencana aksi daerah, serta melaporkan dan monitoring secara berkala terkait
program ini,” ungkapnya.
Bupati berharap kebijakan
ini tidak hanya tertulis dalam dokumen perencanaan tapi benar-benar dapat diterjemahkan
menjadi aksi nyata di lapangan.
“Saya menyampaikan
apresiasi dan terimakasih kepada mitra pembangunan, PTFI, YPMAK dan pihak
lainnya yang telah memberikan dukungan teknis, sumber daya dan pendampingan
pada program STBM di Mimika,“ tuturnya.
Sementara Kepala
Bappeda Mimika, Yohana Paliling mengatakan, kolaborasi ini sangat penting
dilakukan, dimana STBM ini merupakan pendekatan agar tercapai target di tahun
2027 yakni 100 persen masyarakat memiliki kebiasaan hidup yang lebih sehat.
“Kami harap dengan
kolaborasi ini, di tahun 2027, 100 persen masyarakat sudah sangat memahami
bagaimana mengelola air minum dan makan yang sehat, dapat mengelola air limbah
domestik dalam rumah tangga masing-masing dan dapat hidup lebih sehat,”
ungkapnya.
Dengan adanya
kolaborasi ini, ia berharap semua pihak termasuk YPMAK dan lembaga masyarakat
dapat menyamakan persepsi dan mendapatkan program ataupun rekomendasi.
“Setelah persamaan
persepsi ini, kami akan laporkan ke pimpinan sehingga dapat ditindaklanjuti dan
dimasukkan dalam RKPD masing-masing OPD, ataupun program dapat ditindaklanjuti
pada APBD perubahan,” jelasnya.
Sedangkan Kepala
Divisi Deputy Program dan Pjs YPMAK, Billy Korwa mengatakan, pertemuan kali ini
merupakan bentuk dari kolaborasi bersama sehingga dapat memberikan dampak
positif terhadap kehidupan masyarakat. Dimana pembahasan kali ini terkait
bagaimana kegiatan manusia yang tidak berjalan sesuai dalam kaidah-kaidah
kesehatan, sehingga dapat berakibat munculnya berbagai penyakit ataupun
gangguan kesehatan lainnya.
“Kami berharap melalui
pertemuan ini mendapatkan program yang baik untuk memastikan kondisi kesehatan
masyarakat bisa lebih baik,” tuturnya.
Billy menekankan dalam
program ini harus dilakukan dengan pendekatan yang berhubungan dengan pikiran
manusia yang dapat dimulai dari kesadaran masyarakat untuk memahami bagaimana
pentingnya kehidupan yang lebih sehat serta dampak dari hidup yang tidak sehat.
“Kita semua berharap
tujuan perubahan perilaku ini menjadi sebuah gerakan yang dapat mendorong
masyarakat untuk lebih memahami pentingnya peran serta dalam menjaga
kesehatan,” pungkasnya.
Penulis: Evita
Editor: Jimmy