SALAM PAPUA (TIMIKA) – Ribuan karyawan dan komunitas PT Freeport Indonesia (PTFI) yang berkegiatan di ketinggian 2.400 meter di atas permukaan laut, tepatnya di Ridge Camp, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, menggelar Parade Budaya Indonesia dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.

Parade ini menampilkan ragam budaya Nusantara yang dibawakan langsung oleh komunitas karyawan dari berbagai divisi, yang mengenakan busana adat lengkap sambil membawa seni kriya khas daerah masing-masing. Musik Gamelan Bali, Reog Ponorogo, alunan Sape dari Kalimantan, hingga musik tradisional Papua turut mengiringi suasana penuh semangat kebangsaan.

“Keberagaman adalah kekuatan. Melalui Parade Budaya Indonesia, kita ingin menunjukkan bahwa keragaman menjadi alasan utama bagi karyawan dan komunitas PTFI untuk saling menghargai dan bekerja sama,” ujar Carl Tauran, Executive Vice President Site Operations sekaligus Kepala Teknik Tambang PTFI, dalam siaran pers yang diterima Salam Papua, Selasa (5/8/2025).

Parade budaya ini mengusung konsep “Miniatur Indonesia”, di mana setiap kelompok karyawan menampilkan budaya dari berbagai provinsi seperti Papua, Maluku, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Bali, hingga Nusa Tenggara Timur.

Ketua Panitia HUT ke-80 RI di PTFI, Rode Ajomi, menjelaskan bahwa kegiatan ini dipusatkan di Ridge Camp kawasan seluas 56 hektare yang menjadi area pendukung operasional dan tempat tinggal bagi sekitar 12.000 karyawan dari berbagai divisi seperti Underground Mine, Concentrating, Operations Maintenance, Central Services, dan Grasberg Earthworks.

“Melalui parade ini, kami ingin menampilkan keberagaman sebagai simbol persatuan Indonesia dari Distrik Tembagapura, Papua Tengah. Semoga semangat ini menginspirasi seluruh pihak untuk terus memperkuat persatuan dalam keberagaman, karena di sanalah letak kekuatan bangsa ini,” ungkap Rode.

Dalam parade tersebut, Divisi Mining Safety berkolaborasi dengan Perkumpulan Keluarga Batak Tembagapura (PKBT) mengangkat tema “Owlie Ulos” maskot keselamatan berbudaya yang digambarkan sebagai burung hantu berkain Ulos, simbol kebijaksanaan dan ketekunan dalam bekerja selamat dan produktif.

Sementara itu, Divisi Grasberg Earthworks bersama Paguyuban Papua menghadirkan kekayaan budaya lokal Papua melalui pakaian adat dan kriya khas seperti noken, yang dipresentasikan bukan sekadar sebagai tas, tetapi simbol dari kebersamaan, kerja kolektif, dan ketekunan dalam menjalankan kehidupan, termasuk dalam operasi pertambangan yang berkelanjutan.

“Saya melihat setiap karyawan menunjukkan rasa hormat dan kekaguman atas perbedaan suku, budaya, dan bahasa yang ada di PTFI. Ini adalah cerminan nyata kedaulatan Indonesia dari tanah Papua,” ujar Ida Nekwek, karyawan Divisi Grasberg Earthworks.

Selain parade budaya, sepanjang bulan Agustus 2025, PTFI juga menggelar berbagai kegiatan dalam rangka HUT RI ke-80 yang tersebar di lima titik operasi: Tembagapura, Kuala Kencana, Nabire, Gresik, dan Jakarta. Kegiatan ini meliputi lomba-lomba, bakti sosial, pentas seni, hingga pelayanan kesehatan.

Di Tembagapura digelar lomba dan pertunjukan budaya bersama warga Kampung Banti. Di dataran rendah seperti Ayuka dan Tipuka berlangsung kegiatan bersih kampung dan lomba rakyat. Di Nabire, PTFI mengadakan operasi katarak gratis serta edukasi dan pemeriksaan mata untuk 1.000 pelajar. Sementara di Gresik diadakan pelatihan digital UMKM, donor darah, dan konser “Melodi Tembaga Nusantara”.

Seluruh rangkaian kegiatan akan ditutup dengan Upacara Kemerdekaan RI ke-80 secara serentak di seluruh titik operasi PTFI bersama para karyawan dan kontraktor. Semangat gotong royong dan keberagaman menjadi napas utama seluruh pelaksanaan acara.

Melalui kolaborasi bersama putra-putri terbaik bangsa, PTFI berkomitmen menjalankan operasi yang aman dan berkelanjutan sebagai wujud syukur atas 80 tahun kemerdekaan Indonesia.

Penulis: Evita

Editor: Sianturi