SALAM PAPUA (TIMIKA) - Ritual adat 'Tari Semut' yang digelar tetua adat, tokoh dan masyarakat Suku Kamoro, Kampung Gaugapu mewarnai puncak perayaan HUT ke-49 Mapurujaya di halaman kantor Distrik Mimika Timur, Selasa (19/8/2025).

Tari Semut yang dalam bahasa Komoro disebut Papareme ini menggambarkan kekompakan dan ketulusan semut dalam gotong royong. Ketulusan semut pun dinilai mampu meluluhkan buasnya Ular Naga, sehingga Ular Naga pun digerogoti dan dijadikan sebagai jembatan penyebrangan.

Tokoh Masyarakat Suku Kamoro, Kristianus Inawau menyatakan tari semut merupakan ritual adat yang sangat sakral. Berdasakan budaya leluhur, ritual Tari Semut tidak bisa pentas di tempat umum dan disaksikan orang lain akan tetapi hanya bisa dilakukan di hutan. Namun, mengingat ini momen HUT Mapurujaya maka Tari Semut didahului dengan ritual mohon izin kepada leluhur.

"Tarian ini sangat sakral dan menggambarkan bagaimana semut bisa bekerja sama dan bisa berdamai dengan ular naga," katanya.

Seperti yang ditampilkan, ada tiga orang tetua adat yang menari dan berbicara (imbauan) di atas panggung yang tinggi (sebagai pohon tinggi dan besar). Dari panggung juga melintang tali rotan panjang, sebagai tubuh hingga ekor ular naga. Di bawah kolong panggung terdapat beberapa penari lain yang merupakan sebagai satwa liar seperti buaya, biawak dan jenis lainnya. Sedangkan sejumlah penari lainnya yang mengelilingi tiang panggung adalah merupakan semut-semut.

"Tiga orang di atas panggung itu merupakan kepala naga dan ketua atau pemimpin semut. Pemimpin semut berbicara atau mengimbau kepada warganya tentang yang baik dan tidak baik untuk dilakukan, termasuk larangan untuk memakan beberapa jenis ikan dan satwa lainnya," ujar Kristian yang mengaku sangat menjaga warisan leluhurnya ini.

Hingga saat ini, Tari Semut atau Papareme hanya dilestarikan oleh orang Kamoro khususnya di Kampung Kaugapu.

"Tari Semut ini pernah pentas di Jayapura dan ditonton oleh tamu-tamu dari luar negeri. Tari ini hanya bisa pentas saat momen tertentu itupun kalau panitianya mau karena memang sangat sakral," ucapnya.

Pantauan Sapampapua.com,tari semut disaksikan oleh Bupati Mimika, Johannes Rettob,Wakil Bupati Mimika, Emanuel Kemong, Pj Sekda Mimika, Abraham Kateyau dan seluruh tamu undangan serta ribuan masyarakat yang hadir.

Puncak perayaan HUT ke-49 Mapurujaya juga ditandai dengan pemotongan tumpeng bersama dan menampilkan tarian Nusantara, pameran UMKM, sanggar seni, penarikan undian dan seka bersama.

Kepala Distrik Mimika Timur, Bakri Athoriq dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Mimika Timur, yang telah berpartisipasi sehingga seluruh rangkaian kegiatan bisa berjalan dengan lancar.

Rangkaian kegiatan HUT ke-49 Mapurujaya sambungnya berjalan bersamaan dengan rangkaian HUT ke-80 RI. Dua rangkaian kegiatan ini berjalan sukses atas support dari Bupati Mimika, Johannes Rettob.

Keterlibatan Wakil Ketua I DPRK, Asri Akkas dan anggota Komisi III DPRK, Hj Rampeani Rachmat yang telah bekerja keras hingga mengeluarkan biaya pribadi untuk membantu panitia. Dua anggota Dewan ini selalu hadir dan ada di tengah masyarakat.

"Terima kasih secara khusus saya sampaikan kepada Bapak Bupati Mimika, Johannes Rettob yang sangat mensupport pelaksanaan HUT Mapurujaya ini. Hari ini pun Bapak Bupati dan Wakil Bupati bisa hadir bersama masyarakat merayakan puncak HUT Mapurujaya," kata Bakri.

Penulis: Acik

Editor: Sianturi