SALAM PAPUA (TIMIKA)- Sakit perut akibat keracunan makanan adalah kondisi yang sering terjadi, terutama setelah mengonsumsi makanan yang kurang higienis. Keluhan ini biasanya disertai gejala lain, seperti mual, muntah, diare, atau demam. Untuk mengatasinya, ada beberapa cara yang mudah dilakukan di rumah.

Kasus keracunan makanan umumnya terjadi karena penyimpanan atau penanganan makanan yang kurang bersih. Selain makanan basi atau tidak matang, makanan yang terpapar lalat, air yang terkontaminasi kuman, atau tangan kotor juga bisa menjadi sumber penyakit.

Sakit perut akibat keracunan makanan biasanya muncul dalam beberapa jam setelah makan, tetapi ada juga yang baru mengalami gejala setelah 1–3 hari, tergantung pada jenis kuman penyebabnya.

Penyebab Sakit Perut Akibat Keracunan Makanan

Sakit perut akibat keracunan makanan bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut ini adalah beberapa penyebab yang paling sering ditemui:

Kontaminasi bakteri

Bakteri, seperti Salmonella, Escherichia coli (E. coli), atau Staphylococcus aureus, adalah penyebab keracunan makanan yang paling umum. Bakteri ini biasanya berkembang di makanan yang tidak dimasak dengan baik, tidak disimpan pada suhu aman, atau telah tersentuh tangan yang kotor.

Infeksi virus

Virus, seperti norovirus dan rotavirus, juga dapat menyebabkan sakit perut. Selain itu, infeksi ini juga sering menimbulkan diare dan muntah.

Parasit

Walaupun lebih jarang, parasit Giardia atau Entamoeba histolytica juga bisa mencemari makanan dan menyebabkan sakit perut yang berkepanjangan. Parasit ini biasanya ditemukan dalam air yang mentah atau sayuran yang tidak dicuci bersih.

Racun pada makanan

Racun dapat berasal dari makanan laut tertentu, jamur liar, atau makanan kemasan yang sudah kedaluwarsa. Konsumsi makanan ini dapat menyebabkan sakit perut akibat keracunan.

Cara Mengatasi Sakit Perut Akibat Keracunan Makanan

Salah satu hal penting yang perlu diketahui adalah sakit perut akibat keracunan makanan umumnya dapat membaik dengan perawatan mandiri di rumah. Meski begitu, jika gejalanya berat atau berlangsung lama, kondisi ini bisa membutuhkan penanganan medis.

Sebagian besar kasus sakit perut akibat keracunan makanan bisa membaik tanpa pengobatan khusus. Berikut ini adalah langkah-langkah sederhana yang dapat Anda lakukan di rumah:

1. Istirahat yang cukup

Istirahat yang cukup membantu tubuh memulihkan diri secara alami saat mengalami sakit perut akibat keracunan makanan. Ketika tubuh diberi waktu untuk beristirahat, sistem kekebalan dapat bekerja lebih efektif untuk melawan infeksi dan mempercepat proses penyembuhan.

Selain itu, istirahat bisa membantu meredakan gejala, seperti lemas, pusing, atau nyeri perut, yang biasanya muncul saat tubuh sedang melawan penyakit. Oleh karena itu, usahakan untuk tidur cukup dan hindari aktivitas berat sampai tubuh benar-benar terasa lebih baik.

2. Minum cairan yang cukup

Minum cairan yang cukup penting untuk mencegah dehidrasi akibat muntah atau diare yang sering menyertai keracunan makanan. Oleh karena itu, usahakan untuk rutin minum air putih, oralit, atau minuman isotonik agar cairan dan elektrolit tubuh tetap seimbang.

Selain air putih, Anda juga bisa mengonsumsi cairan lain yang mudah dicerna saat perut masih terasa tidak nyaman, seperti kuah bening atau sup hangat. Hindari minuman berkafein, bersoda, atau beralkohol karena dapat memperparah dehidrasi.

3. Konsumsi makanan ringan

Saat perut masih sensitif akibat keracunan makanan, pilihlah makanan seperti bubur, roti tawar, pisang, atau sup bening yang tidak membuat kerja lambung dan usus semakin berat. Makanan-makanan ini tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga mengurangi risiko perut kembali terasa tidak nyaman.

Selain memperhatikan jenis makanan, perhatikan juga porsi dan frekuensi makan. Sebaiknya makan dalam porsi kecil tetapi lebih sering, agar saluran pencernaan tidak “kaget” dan tubuh tetap mendapat nutrisi yang dibutuhkan.

Hindari dulu makanan pedas, berlemak, asam, atau berserat tinggi sampai kondisi benar-benar membaik. Setelah tubuh mulai pulih dan nafsu makan sudah kembali, perlahan-lahan Anda bisa kembali ke pola makan seperti biasa.

4. Konsumsi obat sesuai anjuran dokter

Konsumsi obat untuk sakit perut akibat keracunan makanan sebaiknya dilakukan sesuai anjuran dokter. Jangan sembarangan membeli atau menggunakan obat antidiare atau antibiotik tanpa konsultasi dengan dokter. Pasalnya, tidak semua keluhan memerlukan obat tersebut dan penggunaannya yang salah justru bisa menimbulkan masalah baru.

Jika gejala dirasa berat atau tidak membaik dengan perawatan mandiri, segera periksakan diri ke dokter. Dokter akan menentukan jenis obat yang sesuai kondisi Anda. Dengan mengikuti petunjuk dokter, proses pemulihan bisa berjalan lebih efektif dan risiko efek samping dapat diminimalkan.

5. Perhatikan kebersihan diri

Menjaga kebersihan diri penting agar tidak mudah terkena atau menularkan keracunan makanan. Contohnya, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan, setelah dari toilet, dan saat menyiapkan makanan.

Selain itu, pastikan peralatan makan dan masak selalu bersih sebelum digunakan. Dengan menjaga kebersihan, Anda bisa melindungi diri dan keluarga dari sakit perut akibat keracunan makanan.

Sakit perut akibat keracunan makanan ringan tidak menimbulkan komplikasi serius jika ditangani dengan baik. Namun, dehidrasi berat atau infeksi parah bisa terjadi bila tidak segera mendapat penanganan yang tepat.

Sakit perut akibat keracunan makanan umumnya bisa sembuh sendiri dalam beberapa hari. Namun, Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter atau ke IGD rumah sakit terdekat jika mengalami muntah terus-menerus sampai tidak bisa minum, diare lebih dari 3 hari, demam tinggi, ada darah pada muntah atau tinja, serta tanda dehidrasi, seperti mulut kering, mata cekung, dan jarang buang air kecil. (Alodokter)

Editor: Sianturi