SALAM PAPUA (TIMIKA) - PT Freeport Indonesia (PTFI) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika menunjukan komitmen tinggi dalam melakukan berbagai kebijakan dan program untuk memenuhi tujuan Merawat Bumi.

Hal itu terlihat dari beberapa kegiatan yang dilakukan PTFI bersama Pemkab Mimika dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023, seperti diantaranya aksi Penanaman Mangrove, Penghijauan Grasberg, Pemilihan Pangeran Alam dan Putri Lestari, Seminar Eco-Enzyme, Web Lingkungan, Sharing Session dan yang terakhir Pameran Lingkungan yang kegiatannya dipusatkan di halaman graha Eme Neme Yauware Timika, Jumat (16/6/2023).

Secara khusus Pameran Lingkungan yang berlangsung pada tanggal 16-18 Juni 2023 tersebut, turut dimeriahkan dengan adanya sekitar 38 stand yang menampilkan berbagai pesan terkait Lingkungan Hidup.

Director and EVP Social Responsibility & Community Development PTFI, Claus Wamafma dalam sambutannya mengatakan bahwa perayaan Hari Lingkungan Hidup ini menjadi momen bagi seluruh warga di dunia untuk diingatkan kembali dalam merawat bumi sehingga mendapatkan kehidupan dan lingkungan yang lebih baik.

“Kami PTFI sudah memberikan upaya-upaya untuk memastikan bahwa operasi kita itu ramah lingkungan dengan cara mengurangi emisi gas dan kita punya komitmen di tahun 2030 nanti akan berkurang hingga 30 persen,” ujarnya.

Claus mengungkapkan, PTFI telah beroperasi untuk mengkonversi sumber energi dari batubara menjadi gas dan sudah berproses sehingga PTFI saat ini telah memiliki energi yang lebih bersih.

“Bukan hanya energi kita, tetapi seluruh karyawan PTFI sudah tidak memakai air kemasan dalam botol tetapi memakai tumbler, dan kita juga melakukan upaya-upaya melepasliarkan satwa endemik kembali ke alamnya. Inilah yang kami kerjakan untuk merawat bumi menjadi lebih baik,” jelasnya.

Claus pun mengajak semua pihak untuk bekerjasama dan berkolaborasi dalam mengkampanyekan serta melakukan kegiatan merawat bumi.

“Kita butuh keberlangsungan (untuk merawat bumi) dengan melakukan dua hal yaitu membuat gerakan, dimana semua gerakan itu akan terjadi apabila semua stakeholder terlibat, dan yang kedua selalu memberikan edukasi yang tidak pernah putus untuk merawat bumi ini,” ungkapnya.

Sementara itu Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Mimika, Hendritte Tandiyono saat membacakan sambutan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI mengatakan bahwa pada sektor informal, pekerja yang mencari dan mengumpulkan sampah atau pemulung diperkirakan dapat mengelola sampah sebanyak 10-20 kg per hari per orang. Sedangkan pada tingkatan pengepul, dapat mengelola sampah 200-700 kg per hari. Kewirausahaan sosial pun memanfaatkan sampah dalam bisnis usahanya.

“Akhirnya saya mengajak untuk kita terus menggalakkan berbagai langkah dan upaya untuk mendorong kehidupan yang berkelanjutan secara kondusif agar lingkungan sehat. Sebagai Negara dengan kearifan lokal yang tinggi, mari kita hidupkan kembali dan tanamkan pengetahuan serta pendekatan modern inovatif menuju negara yang lebih bersih, hijau dan bebas plastik,” ujarnya. (Adv)

Penulis: Evita

Editor: Jimmy