SALAM PAPUA (TIMIKA) – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Mimika, Reynold Ubra menyebutkan bahwa saat ini kasus demam berdarah (DBD) di Mimika sangat tinggi dimana dalam satu hari tim medis menemukan tiga sampai empat kasus.

Sementara untuk kasus malaria sangat turun sejak Januari hingga Juni 2023, lebih rendah dibandingkan tahun 2022.

"Minggu lalu kami temukan 25 kasus DBD. Ini jumlahnya tinggi sama dengan awal tahun 2023," ujarnya, Jumat (14/7/2023).

Reynold mengatakan, saat ini sedang musim panca roba, berarti bukan hanya batuk, pilek dan malaria, tapi DBD juga menjadi ancaman bagi masyarakat.

Diharapkan masyarakat melakukan 3M yakni mengubur barang-barang bekas, menutup dan menguras tempat penampungan air serta menggunakan obat pembunuh jentik agar nyamuk tidak berkembang biak.

Masyarakat juga diharapkan bisa menjaga kebersihan di lingkungannya masing-masing, karena saat ini di Mimika masyarakat hidup bersama nyamuk anopheles betina penyebab malaria, nyamuk aedes  aegypti penyebab DBD dan nyamuk kuleks yang dapat menyebabkan radang otak.

“Masyarakat harus tahu bahwa nyamuk DBD itu menggigit saat pagi hingga sore hari, sedangkan nyamuk penyebab malaria itu menggigit saat sore hingga subuh. Nyamuk-nyamuk berbahaya ini ada karena banyak genangan air, sampah plastik serta banyaknya kandang ternak yang ada di sekitar pemukiman penduduk," katanya.

Pola pengamatan yang dilakukan Dinkes, selain fasilitas kesehatan juga mengamati indikator seberapa banyak anak yang terinfeksi DBD adalah di Rumah Sakit. Sebab yang paling rentan terinfeksi DBD ialah Ibu Hamil, bayi, balita dan Lansia.

"Anak-anak DBD kalau sudah sampai alami shock syndrom berarti harus dirawat di ICU dan memiliki kemungkinan besarnya adalah meninggal dunia," jelasnya.

Guna menekan angka DBD, pekan depan Dinkes akan berkoordinasi dengan pemerintah Distrik, Kelurahan dan RT agar bersama-sama membersihkan lingkungan, mengingat yang paling beresiko adalah pada usia anak-anak. Kasus kematian yang terjadi tahun 2019 dan awal tahun 2023 diakibatkan DBD.

"Itu dikira malaria biasa, tapi setelah minum obat, anaknya langsung pingsan secara tiba-tiba," tuturnya.

Dia menambahkan, saat ini sangat banyak juga warga yang mengalami batuk dan pilek. Karena itu meskipun saat ini di Mimika berstatus endemi covid-19, namun dianjurkan agar masyarakat tetap mengenakan masker. Hal ini mengingat saat ini masih cukup banyak kasus covid-19 omicron.

"Sampai saat ini saya masih tetap mengenakan masker karena saya mau melindungi diri sendiri. Mencuci tangan dan jaga ketahanan tubuh," tutupnya.

Wartawan : Acik

Editor : Jimmy