SALAM PAPUA (TIMIKA) – Menanggapi maraknya kasus pencabulan anak yang terjadi di Mimika, aktivis perempuan dan anak Yayasan Hak Asasi Manusia Anti Kekerasan (YAMA/eks YAHAMAK) Kabupaten Mimika, Fransisca Pinimet mengimbau kaum ibu atau Mama-Mama agar menjadi garda terdepan dalam mengawasi anak.

“Kalau bicara soal pengawasan terhadap anak yang masih di bawah umur itu sudah pasti dilakukan oleh seorang Mama, kalau Bapak itu orang kedua. Seorang Mama yang harus jadi ujung tombak awasi anaknya sampai anaknya dewasa dan mengetahui mana hal yang baik dan yang merugikan,”  ungkapnya kepada salampapua.com, Kamis (7/9/2023).

Perempuan yang juga sebagai Ketua Ikatan Perempuan Papua ini menyampaikan, bukan hanya menjadi ujung tombak dalam mengawasi, seorang mama juga harus memberikan ketenangan di semua situasi serta memperhatikan makan dan minum anaknya.

Tanggungjawab berikut ialah guru-guru di sekolah karena selama ini ada juga pencabulan yang dilakukan orang terdekat yang ada di sekolah.

“Memang kalau anak sudah SMP dan SMA, anak-anak bisa, tapi tetap harus diawasi. Apalagi kalau anak yang masih TK dan SD. Penanggung jawab kedua ialah guru-guru di sekolah,” ujarnya.

Dia pun berharap agar penegak hukum serius menjatuhkan hukuman yang berat bagi setiap pelaku tanpa harus adanya penyelesaian secara kekeluargaan. Sebab yang menjadi korban merupakan generasi bangsa, karena jika satu orang yang mengalami maka satu negara menjadi rugi.

Penyelidikan kasus pelecehan atau pencabulan yang menimpa anak-anak harus teliti dan jelas sehingga memberi kepuasan hukum bagi para korban. Selanjutnya para korban tidak boleh diabaikan, tapi harus dibimbing demi pemulihan mental dan trauma melalui kerjasama dengan lembaga-lembaga bantuan seperti pemberdayaan perempuan, gereja, ataupun lembaga lainnya.

“Jangan sampai hukum yang ditetapkan tidak melihat korban dengan baik. Semuanya harus jelas supaya memberi kepuasan bagi korban,” katanya.

Wartawan : Acik

Editor : Jimmy