SALAM PAPUA (TIMIKA) - Kondisi jalan beton yang rusak parah dan sampah yang menumpuk pada saluran pembuangan air di jalur 1 Jalan Pendidikan Timika, Kabupaten Mimika, sangat memprihatinkan.

Amirullah yang merupakan warga yang berdomisili di lorong tembusan jalan Kartini itu mengaku kondisi jalan beton tersebut rusak sejak lama sehingga selalu digenangi air saat hujan dan meninggalkan lumpur saat hujan berhenti.

"Kondisinya sudah lama seperti ini, mungkin sudah hampir sepuluh tahun padahal ini kompleks dalam kota. Saat hujan air tergenang di bagian jalan yang rusak, kalau hujan berhenti di situ jadi becek karena lumpur, ada juga sampah-sampahnya," ungkap Amirullah, Kamis (26/10/2023).

Selain keluhan jalan yang rusak, pria yang telah belasan tahun tinggal di jalur 1 itu mengharapkan adanya aksi dari Pemerintah kelurahan untuk menangani kebersihan lingkungan. Ia meminta agar pemerintah kelurahan mengerahkan warganya untuk secara bergotong-royong membersihkan selokan yang saat ini penuh dengan sampah serta limbah rumah tangga yang tergenang.

Setiap diadakan pertemuan bersama pemerintah kelurahan ataupun pelaksanaan musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang), dirinya selalu mengusulkan pembangunan jalan dan perbaikan drainase atau selokan. Namun terkadang dirinya merasa malu ketika ada warga lain yang menganggap usulannya tersebut didorong oleh ambisi untuk menjadi Ketua RT.

"Saat ada pertemuan bersama pemerintah kelurahan, saya tergolong yang sering usulkan supaya masyarakat gotong-royong bersihkan lingkungan, tapi usulan saya macam tidak digubris. Makanya kita lihat sendiri kondisi selokan di sini seperti apa. Sampah plastik dan limbah rumah tangga seperti busa sabun, minyak goreng dan ampas makanan mengambang di selokan. Saya juga sudah malu menyampaikan usulan, karena ada beberapa warga yang menganggap saya tergila-gila mau jadi ketua RT," katanya.

Sementara seorang ibu rumah tangga di jalur tersebut mengaku bahwa banyak warga yang sama sekali tidak peduli dengan kebersihan lingkungan.

Ibu rumah tangga yang tidak mau namanya dipublish ini mengaku terpaksa dirinya hanya membersihkan selokan yang ada di depan rumahnya.

"Bagian depan lorong itu ada yang limbah rumah tangganya dibuang ke selokan, padahal selokan sangat kecil sekali. Pembuangan dari dapur dan kamar mandi juga dialirkan ke selokan kecil itu. Makanya tidak heran di belakang rumahnya dipenuhi butiran nasi, tulang ikan, bungkusan sabun mandi dan sabun cuci," ujarnya.

Ibu dua anak ini berharap agar pemerintah langsung memantau perilaku warga yang tidak pedulikan kebersihan lingkungan ini. Ia pun risih dengan kondisi selokan yang dipenuhi sampah dan limbah rumah tangga tersebut.

"Kantor lurah ada di dekat sini tapi seakan-akan tidak peduli. Mungkin hanya sibuk urusan lain," tuturnya.

Penulis : Acik

Editor : Jimmy