SALAM PAPUA (TIMIKA) - Koordinator tenaga penyalur logistik Pemilu 2024 Distrik Kwamki Narama melaporkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mimika dan Pihak Ketiga (Kontraktor) PT Baliem Papua Logistik ke Polres Mimika.

Melalui kuasa hukum Yoseph Temorubun mengungkapkan bahwa KPU Mimika dan Pihak Ketiga dilaporkan karena belum membayar upah koordinator penyalur logistik Pemilu di Kwamki Narama senilai belasan juta rupiah, padahal koordinator penyalur logistik Pemilu 2024 telah menjalankan tugasnya sejak 12 Februari 2024 hingga logistik dikembalikan ke Graha Eme Neme Yauware.

"Saya dipercayakan oleh rekan-rekan dari LBH Papua Tengah untuk melaporkan KPU Mimika dan Kontraktor pendistribusian logistik Pemilu 2024 di Mimika, karena mereka belum membayar upah koordinator penyalur logistik di Distrik Kwamki Narama," ungkap Yoseph saat mendampingi kliennya di kantor pelayanan Polres Mimika, Jalan Cenderawasih Timika, sekira pukul 16.31 WIT, Selasa (26/3/2024).

Yoseph mengatakan, sejak tanggal 14 Februari 2024 telah melakukan pendekatan persuasif antara tenaga penyalur, KPU Mimika dan Pihak Ketiga, namun hingga saat ini belum juga dilakukan pembayaran upah tersebut.

"Sudah berulang kali dilakukan komunikasi bahkan tenaga penyalur ini lakukan demo di Graha Eme Neme, tapi sampai hari ini tidak ada progres dari KPU Mimika dan Pihak Ketiga untuk melakukan pembayaran, makanya hari ini secara resmi kami laporkan ke Polres sebagai dugaan tindak pidana penipuan dan penggelapan," ujarnya.

Disampaikan, koordinator penyalur logistik Distrik Kwamki Narama meminta pendampingan hukum untuk melaporkan hal ini, mengingat pihaknya telah melakukan kewajiban sejak tanggal pendistribusian hingga logistik itu dikembalikan ke KPU.

"Ini dianggap perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh KPU Mimika dan Pihak Ketiga. Hari ini baru Distrik Kwamki Narama, belum lagi koordinator dari Distrik lainnya yang kemungkinan merasakan hal yang sama, dan kami juga sudah dengar isu bahwa hal ini juga dialami koordinator di Distrik lainnya," tuturnya.

Sementara Koordinator Penyalur Logistik Distrik Kwamki Narama, Hendrikus Kirwelak mengatakan bahwa sebelumnya ia telah berkoordinasi ke KPU Mimika, namun tidak terealisasi hingga saat ini.

"Untuk tenaga bantu sebanyak 17 orang dan semuanya sudah dibayar, tapi saya sebagai koordinator belum dibayar sampai saat ini. Kalau ini didiamkan, saya khawatir akan dihilangkan. Pemilu yang lalu, upah kami langsung dibayar satu hari setelah pencoblosan," katanya.

Hingga berita ini diturunkan, Sekretaris KPU Kabupaten Mimika Rony Roberth Toisuta belum dapat dihubungi. Demikian juga halnya dengan Ketua KPU Mimika Dete Abugau belum bisa terhubung melalui telepon dan pesan WhatsApp.

Penulis: Acik

Editor: Jimmy