SALAM
PAPUA (TIMIKA) - Wakil Ketua II Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Mimika, Yohanes Felix Helyanan mempertanyakan
permintaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Mimika untuk
program Pokok Pikiran (Pokir) anggota DPRD Mimika tahun 2025 padahal Pokir
Dewan tahun 2024 ditiadakan.
Pria yang akrab disapa John Thie ini
mengungkapkan, pada program Pokir Dewan di tahun 2024 awalnya Pokir telah masuk
di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Mimika tahun 2024, namun tanpa
melibatkan Dewan, Bappeda bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)
Pemerintah Kabupaten Mimika melakukan evaluasi di Provinsi dan menghapus
program Pokir Dewan.
“Kemarin Pokir kami ditiadakan tanpa ada
kejelasan yang pasti, bahkan kami bertanya pun tidak dijelaskan. Tapi saat ini Dewan
kembali diberikan formulir oleh Bappeda untuk memasukkan Pokir tahun 2025. Formulir
ini untuk apa? Kemarin (tahun 2024) dihapus, sekarang dikasih lagi buat tahun
2025, untuk apa?, kita tidak mau isi,” ujarnya kepada salampapua.com melalui
sambungan telepon, Jumat (19/4/2024).
Dia pun menyoroti kerja Bappeda Kabupaten
Mimika. Pekerjaan atau kebijakan Bappeda saat ini menurutnya tidak sesuai dengan
Tugas Pokok dan Fungsinya (Tupoksi), dimana sesuai nama seharusnya Bappeda
hanya sebagai perencanaan suatu program, dari program tingkat Distrik hingga
tingkat Organisasi Perangkat Daerah (OPD), namun yang terlihat Bappeda melakukan
perencanaan program dan melakukan pembangunan dari perencanaan program
tersebut.
“Ini yang saya soroti, mereka sebagai
perencana tetapi mereka juga yang melakukan pembangunannya, yang seharusnya
terjadi yaitu setelah masuk dalam perencanaan, pembangunan bisa diberikan
kepada OPD terkait,” tuturnya.
Dari peristiwa yang terjadi, ia meminta kepada
Inspektorat Mimika bersama Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) untuk
segera menilai dan menelusuri kembali dan menertibkan apa yang terjadi di
Bappeda, jangan sampai kejadian seperti ini terus dilakukan.
“Saya minta pihak-pihak terkait tidak diam,
telusuri semua kejadian-kejadian ini, dan tertibkan kembali Tupoksi Bappeda. Jangan
dibiarkan hal-hal seperti ini, dimana mereka juga yang memilih kontraktor
pekerjaan yang mereka rencanakan,” tegasnya.
Wartawan: Evita
Editor: Jimmy